Mohon tunggu...
Ning Ayu
Ning Ayu Mohon Tunggu... Guru - Pengawas SMP Kabupaten Bogor

Ning Ayu alias Taty Rahayu, Pengawas SMP Kabupaten Bogor

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

R.A Kartini dan Kebangkitan Wanita Indonesia

20 April 2017   22:28 Diperbarui: 21 April 2017   07:00 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tahun 1964  Presiden Soekarno meyatakan tanggal 21 April sebagai “Hari Kartini” dan dinyatakan sebagai hari libur nasional, 21 April adalah hari kelahiran Raden Ajeng Kartini, tepatnya 21 April 1879, putri seorang Adipati Jepara bernama Ario Sosroningrat dan ibu bernama M.A Ngasirah. Semasa hidupnya Kartini selalu memperjuangkan hak kaum wanita untuk memperoleh kebebasan, kesamaan derajat dengan kaum pria. Keinginan Kartini untuk bisa melanjutkan pendidikannya ke Belanda tak pernah mendapat ijin dari ayahnya, 

namun Kartini kecil tak pernah berhenti untuk belajar sendiri. Keinginan Kartini bersekolah dan membebaskan kaum wanita dari kebodohan dan dianggap menentang adat diceritakan Kartini  melalui surat-surat pribadinya kepada nyonya Abendanon yang kemudian dikumpulkan dan diterbitkan dalam versi bahasa Indonesia dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”,

Tak berlebihan Presiden Soekarno memberikan anugrah pahlawan Nasional kepada R.A Kartini, karena kiprahnya dianggap penting sebagai pendrobak emansipasi wanita. Pada awalnya penetapan Hari Kartini sebagai libur nasional mendapat tantangan dari berbagai kalangan, sebab menurutnya hari kartini cukup diperingati bersamaan dengan hari ibu. Soekarno tak bergeming dan tetap dengan pendiriannya memposisikan R.A Kartini sebagai pahlawan Nasional, bahkan Soekarno menggambarkan bahwa Kartini adalah sosok wanita Indonesia yang selalu optimis dan memandang ke depan.

Kini 53 tahun sudah kita memperingati Hari Kartini, persamaan hak untuk belajar agar sederajat dengan kaum pria yang diperjuangkan Kartini telah membuahkan hasil yang luar biasa. Persamaan hak wanita dengan kaum pria dapat dipepatahkan berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Kebangkitan wanita Indonesia dalam berbagi sendi kehidupanan tak diragukan lagi bahkan dalam bidang – bidang tertentu wanita mampu menyalip intelektual pria. 

Lihat saja kiprah Sri Mulyani singa benita (aku menjulukinya) yang mendapat anugrah sebagai menteri keuangan terbaik sepanjang tahun 2017, Susi Puji Astuti kepiawaian dan ketegasannya juga disegani oleh negara tetangga, tak berlebihan Beliau menjadi icon tokoh kartun di Jepang. Megawati Soekarno Putri mewujudkan cita-cita Kartini menjadi orang nomor satu di Indonesia, dan masih banyak sederet tokoh wanita yang lahir dari curahan pikiran R.A Kartini dalam kumpulan surat-suratnya kepada Abendanon. 

Sukses wanita Indonesia yang cukup mendunia adalah perwujudan cita-cita Kartini dengan tidak meninggalkan atau mengesampingkan kodratnya sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya dan istri dari seorang suami, hal tersebut pun yang diteladankan R.A Kartini setelah menikah dengan Adipadi Rembang.

Jauh sebelum R.A Kartini lahir dalam catatan panjang sejarah Indonesia sebenarnya kepiawaian wanita di nusantara sudah ada. Sebut saja Cut Nyadin pejuang wanita dari Aceh yang lahir pada tahun 1848, Tribhuwana Wijayatunggadewi memerintah tampuk kekeuasaan di Majapahit dan mengispirasi seluruh rakyat Indonesia untuk selalu bersatu dibawah naungan NKRI, Ia memerintahkan Mahapati Gaja Mada untuk mempersatukan nusantara, begitu pun dengan Kendedes sebagai seorang wanita nareswari yang melahirkan leluhur raja-raja besar di Majapahit (P. Jawa).

Mari kita sejenak merenung diri, bahwa 21 April yang merupakan kebangkitan bagi kaum wanita masa kini, hendaknya tidak mengaburkan jati diri seorang wanita. Jadilah wanita yang hebat tapi tetap sebagai seorang ibu dan istri, yang mampu memberikan kesejukan untuk buah hati dan nyaman sebagai pendamping suami, itulah keingin R.A Kartini yang sesungguhnya. Selamat Hari Kartini untuk kaum wanita................

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun