Dalam diam masih kukatupkan bibir merapal doa, sampai menyentuh altar langit.
Dan mataku...
Masih berkedip berbagi pandang pada warna pelangi yg meredup.
Waktu itu...
Kau menyapa ku, ketika itu pula luka yg tertutup kembali terbuka.
Ada senyum sejenak
Ada fantasi lucu tersusun digaris langit
Ada lagu asmara di sandarkan pada batas mimpi.
Kini aku tak diam...
Nyanyian hati beriringan musik gesekan ranting kering tertiup angin.
Epos hidup tersusun dalam kitab, tapi tak seindah Ramayana.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!