Mohon tunggu...
eny mastuti
eny mastuti Mohon Tunggu... -

Ibu dua orang remaja. Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadikan Setiap Orang sebagai Guru, Setiap Rumah sebagai Sekolah

8 Agustus 2017   19:58 Diperbarui: 9 Agustus 2017   07:16 11469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : qureta.com

Ki Hajar Dewantoro pernah menyarankan : Jadikan setiap  orang sebagai guru  dan jadikan  rumah sebagai sekolah.

Ada yang menolak saran ini. Keberatan dengan anggapan bahwa semua rumah /tempat adalah  sekolah,  semua orang  adalah guru. Pertanyaan mereka : bukankah umumnya orang tua ingin anaknya belajar di sekolah terbaik? Tidakkah seyogyanya guru adalah manusia - manusia pilihan ?

Ya, itulah fakta nya.  Orang tua / wali murid rela bersusah payah mendaftarkan anak ke sekolah favorit. Sanggup membayar mahal, agar anak nya bisa  belajar  dari guru- guru terbaik.

Tetapi ..., nasihat Bapak pendidikan bangsa tetap benar. Menurut saya, Ki Hajar Dewantoro menekankan pada aspek memperkaya wawasan. Mengasah kepekaan akal dan hati.  Bisa dilakukan dimana saja dan bisa didapatkan dari siapa pun.  Bahwa setiap setiap orang dan setiap rumah /tempat  sejatinya memilki  "sesuatu"  yang dapat diambil sisi baiknya.

Guru dalam artian luas,  tidak terpaku pada definisi  profesi sebagai pengajar pada lembaga pendidikan. Sekolah dalam makna lebih kaya, bukan hanya berupa bangunan gedung dengan piranti KBM - kegiatan belajar mengajar-   di dalamnya.  

Ilustrasinya kurang lebih seperti ini :

a. Rumah modern minimalisdan rumah kuno tradisional, bisa sama - sama menjadi tempat belajar.

Hunian minimalis bernuansa modern, menyuguhkan pelajaran : bagaimana mendesain ruang  secara cerdas, di atas lahan terbatas. Sehingga kebutuhan ruang terpenuhi, sirkulasi udara memadai, distribusi cahaya cukup, dan tentu saja  tetap menjaga unsur keindahan / seni. Menerapkan konsep minimalis, namun maksimal dalam fungsi maupun fashion/ tampilan.

Sementara rumah tradisional, bergaya tempoe doeloe,  perabotan sederhana, pembagian ruangnya terbatas. Disitu juga terdapat pengetahuan tentang sejarah peradaban di suatu kawasan, kondisi sosial ekonomi budaya pada jaman tertentu, filosofi pembagian ruang, pemilihan mebeler, dan sebagainya. Bukankah bangunan kuno sering  menjadi obyek penelitian karena dianggap sisa dan saksi sejarah?

b. Berbicara dengan pribadi yang santun dan ngobrol dengan orang  norak, kedua nya bisa  memperkaya  wawasan.

Berinteraksi dengan orang santun, yang sikap dan tutur kata nya menyejukkan, cerdas  berwawasan luas, enak diajak  ngobrol,  siap menjadi pendengar yang baik, sanggup berbagi pengalaman namun tetap rendah hati. Tentu mudah  mengambil pelajaran dari tipe  ini. Tidak perlu diulas  ya,  ini gampang, simpel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun