Mohon tunggu...
Niko Shendi
Niko Shendi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi FISIP UAJY | De Britto'12 | Pecinta fotografi | blogger | shendiasto.wordpress.com | Twitter: @Nikoshendi | niko.shendi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bukan Tiupan Semata

29 Mei 2013   21:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:50 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1369836844292030661

[caption id="attachment_256724" align="aligncenter" width="595" caption="Risma sedang meniup saxophone tenor di Rumah Tiup Yogyakarta"][/caption]

"Hidup itu bermakna dan berwarna" - Risma

Melintas di dekat perempatan Kumetiran, sayup-sayup terdengar suara merdu alat musik tiup. Suara itu membawa langkah kaki memasuki gang sempit menuju ke sebuah rumah kecil di bagian selatan Jalan Kumetiran. Di dalamnya, terlihat seorang lelaki sedang meniup saxophone hasil reparasinya. Rumah Tiup Yogyakarta, sebuah istana bagi pencinta alat musik tiup. Di tempat inilah keinginan untuk sekedar bermain saxophone dan alat musik tiup lainnya menjadi sebuah hal yang tidak harus dinikmati dengan mengeluarkan uang.

Aktor di balik berdirinya Rumah Tiup Yogyakarta adalah seorang pria bernama Aloysius Ardhaseta Rismayudha. Rumah kecil yang kini digunakan sebagai studio dan bengkel alat musik tiup di Jalan Kumetiran Kidul GT II/ 726 itu merupakan peninggalan mendiang neneknya. Setelah sang nenek meninggal, Risma, panggilan akrabnya, memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai akuntan dan mencoba mengabdikan dirinya untuk alat musik tiup. Risma meyakini bahwa dengan Rumah Tiup Yogyakarta ini setiap orang yang datang dapat membawa hal baru saat mereka pulang.

Risma bukanlah pemain baru dalam dunia alat musik tiup. Latar belakang orangtuanya yang sudah terlebih dahulu berkecimpung di dunia alat musik tiup membuat Risma sudah mengenal dan mulai mencintai alat musik tiup sejak kecil. Ayahnya, Anton Prihardianto, adalah seorang seniman saxophone kenamaan yang sudah keluar masuk stasiun televisi. Sedangkan ibunya, Tina terampil dalam hal mereparasi saxophone. Dari ibunya, pria kelahiran 5 Desember 1980 ini mengenal keterampilan mereparasi saxophone. Kini, genap 24 tahun sudah ia mengenal dan mereparasi alat musik tiup dari berbagai jenis dan bentuk.

Sehari-hari, Risma tak pernah sepi dari pekerjaan. Selalu saja ada saja alat musik tiup yang direparasi ayah dua anak ini. Belum selesai satu alat musik direparasi, datang lagi alat musik lain. Disamping kesibukan mereparasi, Risma juga melayani orang-orang yang datang ke Rumah Tiup untuk minta diajari bermain alat musik tiup, membeli alat musik, maupun sekedar nongkrong. Semua itu dijalani Risma dengan senang hati tanpa bersungut-sungut. Bagi Risma, semua hal tersebut telah memberi warna dalam hidupnya. Prinsipnya hanya dua: Lakukanlah hal yang kamu senangi dan sayangilah orang yang dekat denganmu.

Sejak diresmikan pada 16 Juli 2011, Rumah Tiup Yogyakarta mengalami perkembangan pesat. Semakin banyak orang yang mengenal Rumah Tiup Yogyakarta. Semakin banyak pula yang tertarik untuk mempelajari alat musik tiup. Namun, harapan Risma lebih daripada itu. Ia selalu melatih agar orang tidak hanya mampu memainkan alat musik tiup, namun juga mereparasinya sendiri. “Semua berawal dari keberanian mencoba”, ujar seniman alat musik tiup yang memiliki keinginan mendirikan cabang Rumah Tiup di Surabaya ini sembari membetulkan beberapa rangkaian saxophone reparasinya.

, Niko Shendi

Fotografi Jurnalistik Klub, Fisip UAJY

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun