Mohon tunggu...
Nikodemus Niko
Nikodemus Niko Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti

Saya hanya seorang penulis lepas, hidup di jalanan berbatu dan mati di atas rindu yang berserak.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mampukah "Bulog Kita" Menjangkau Pasar Perbatasan Negara?

19 Mei 2018   14:51 Diperbarui: 21 Mei 2018   13:33 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Penulis: Warung di Perbatasan Jagoi (Indonesia-Malaysia) yang Banyak Menjual Produk Malaysia

Perum BULOG merupakan perusahaan BUMN yang unggul dan terpercaya dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan, seperti jargonnya "Bersama Mewujudkan Kedaulatan Pangan". Arti lain bahwa Perum BULOG adalah penjaga gawang atas bahaya krisis pangan di Indonesia. Sehingga tantangan utama adalah politisasi pangan dan harga di dalam internal Perum Bulog sendiri.

Saya masih mengingat bahwa sejak saya duduk di bangku Sekolah Dasar sampai saya duduk di bangku SMA, saya dan keluarga merupakan salah satu penerima manfaat Raskin (Beras untuk Rakyat Miskin). 

Artinya bahwa saya dan keluarga merupakan penerima manfaat langsung dari program Perum BULOG. Beras dengan harga murah dapat menopang masyarakat miskin untuk bertahan hidup dalam menghadapi krisis pangan. Di desa kami, adanya beras untuk rakyat miskin ini membantu dalam bertahan sebelum panen padi di ladang.

Wilayah kami di Kalimantan Barat memiliki lima kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia, termasuk daerah saya di Kabupaten Sanggau. Salah satu daerah yang pernah saya kunjungi dan berbatasan langsung dengan wilayah Serawak, Malaysia adalah Desa Jagoi Babang, Kab. Bengkayang. Saya tidak terlalu heran ketika disana menggunakan dua mata uang yaitu Ringgit dan Rupiah, sebab hal ini sama dengan wilayah kami di Entikong yang menggunakan dua mata uang dalam bertransaksi sehari-hari.

Kemudian, masyarakat lokal juga banyak menjual produk Malaysia di warung-warung, seperti beras, gula, minyak goreng, bumbu dapur dan berbagai sembako lainnya. Hal ini diakui oleh komunitas masyarakat setempat karena harga barang-barang Malaysia lebih murah daripada harga barang-barang yang bermerk Indonesia.

"Pasar Perbatasan" selalu ramai setiap akhir pekan dan ribuan orang bertransaksi disana. Umumnya, komunitas masyarakat lokal Indonesia yang berjualan hasil tani atau hasil alam mereka disana, kemudian mereka membeli produk sembako di Malaysia. Mata uang yang digunakan dalam transaksi pasar perbatasan adalah Ringgit Malaysia (RM), sehingga banyak hasil alam dari Indonesia dihargai murah di pasar tersebut.

"Pergi mencari Ringgit", kata itu acapkali diucapkan oleh anak-anak perbatasan. Mereka lebih easy going kenal mata uang Malaysia, hal ini karena mereka membeli produk-produk Malaysia dengan uang Ringgit. Rupiah dianggap tak bernilai, sebab 1 Ringgit nominalnya lebih berharga ketimbang seribu Rupiah. Begitulah kenyataannya.

Kehadiran produk-produk baru Perum BULOG ini merupakan terobosan bagi pasar Indonesia, sebab produk "BULOG Kita" akan menjangkau segala lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat ekonomi kelas bawah, menengah dan atas. Sudah saatnya "BULOG Kita" menjangkau masyarakat di wilayah-wilayah tertinggal dan perbatasan negara. 

Selama ini produk gula, beras, ikan, daging dan lainnya dikuasai oleh negara tetangga. Alasan klasiknya adalah karena produk negara tetangga lebih murah daripada produk dalam negeri. Perum BULOG sudah saatnya mengambil alih kendali pasar perbatasan dengan menghadirkan produk-produk BULOG Kita sampai ke batas negara.

Keterbatasan akses dan infrastruktur untuk mencapai wilayah perbatasan merupakan permasalahan saat ingin menghadirkan produk Indonesia di wilayah perbatasan. Pada beberapa wilayah bahkan tidak memiliki akses jalan darat untuk kesana. Oleh karena itu, usul saya yaitu Perum BULOG membuka kemitraan dan membangun posko produk BULOG pada setiap kawasan perbatasan. 

Selain membuka akses bagi produk BULOG menjangkau segala lapisan masyarakat di semua wilayah Indonesia, juga membuka akses tenaga kerja bagi orang Indonesia yang tinggal di perbatasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun