Mohon tunggu...
Nia Suryani
Nia Suryani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Warisan Sang Nabi

18 Mei 2017   14:33 Diperbarui: 18 Mei 2017   14:41 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengingat Kembali Cerita PapaDahulu papa sering kali mendongengkan sebuah kisah dimana beliau berceritantentang kebaikan hati nabi muhammad dalam berbagi cinta kasih tanpa pandangbulu. Sedikit saya ulang kisah yang diceritakan oleh papa saat kami masihkecil.

Dahulu ada seorang yahudi yang sangat membenci kehadiran nabis muhammad,beliau memfitnahnya sedemikian rupa, tak jarang sumpah serapah segala hujatancaci dan maki menghiasi telinga nabi muhammad. Dengan kebesaran hati yang dimilikisang nabi, nabi tak pernah marah sedih ataupun memblas perbuatan keji orangyahudi itu. Justru sebaliknya nabi membalasnya dengan perbuatan baik dan mulia.

Orang yahudi itu adalah seorang yang buta tidak ada satu pun orang yang maumenolongnya ataupun berbelas kasihan padanya. Nabi dengan segala ketulusannyamencintai orang yahudi itu tnp syarat. Setiap hari nabi menghaluskan makananorang yahudi itu dan menyuapkan makanan kedalam mulutnya dengan penuh kasihsayang.

Hampir setiap saat juga nabi mendengar semua sumpah serapah caci makihujatan hinaan fitnah yang keji dari mulutnya langsung. Bahkan setiap kali adayang mendekatinya orang tua yahudi itu selalu berkata yang tidak-tidak tentangnabi muhammad. Semua orang dimintanya untuk menjauhi nabi muhammad, orang butayahudi itu selalu berusaha menebar kebencian jug fitnah tentang nabi.

Tapi nabi muhammad tak sedikitpun membalas perbuatan yahudi buta tersebut,beliau dengan lapang hati terus saja konsisten menyuapinya makan danmenghaluskan makanannya. Suatu ketika nabi muhammad meninggal dunia. Orang butayahudi itu selalu menunggu kedatangan orang yang biasa menyuapinya makan dandia pun belum juga berhenti memfitnah, mencaci maki, mengeluarkan sumpahserapah yang tidak pantas. 

Akhirnya sahabat nabi mendatangi orang buta yahudi itu, untuk kembalimelanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh nabi.
Orang yahudi buta itu bertanya "siapa kamu, kamu bukanlah orang yang biasamenyuapiku makan".
Sahabat nabi pun menjawab "iya aku bukanlah orang yang biasa menyuapimumakan. Bagaimana kau bisa tahu?"
"Aku tahu kren sebelum di menyuapiku makan terlebih dahulu di menghaluskanmakanan itu untukku, agar aku mudah memakannya. Hei kamu jangan dekatimuhammad, dia seorang yang gila, tukang sihir dan penipu". Jawab orang tuayahudi buta sambil menebar kebencian

Tak terasa air mata sahabat nabi mengalir deras mengingat semua perjuangannabi dari awal hingga akhir dengan kesabaran dan ketulusan cintanya. Sahabatnabi pun tidak tahan mendengar kalimat orng buta yahudi itu. Dia pun mencobamemberi tahu tentang berita kematian nabi muhammad orang yang dibencinya.

"Aku satang kesiji untuk melanjutkan apa yang telah dilakukan olehsahabat kami padamu. Orang yang selama ini menghaluskan makanan untukmumenyuapkan makanan kedalam mulutmu. Dia adalah orang yang paling kau benci.Sekarang Nabi muhammad telah meninggal dunia, aku lah yang akan melanjutkannya.

Orang tua buta yahudi itu berlinang air mata, tak disangka orang yang palingdibencinya adalah orang yang berhati mulia, orang yang selama inimendampinginya disaat semua orang pergi menjauh darinya. Dan dia Muhammad takpernah marah sedikitpun padaku disaat aku menghina juga memfitnahnya. Diadengan sabar dan tulus menggenggam tanganku. Memberikan makan juga air minumuntukku.

Akhirnya orang tua yahudi buta itu masuk islam dibantu oleh sahabat nabimengucap dua kalimat syahadat dan menjalankan perintah serta menjauhilarangannya. Keteladanan nabi muhammad menjadi contoh untuk seluruh manusia.

Teman-teman islam agamaku adalah ajaran cinta kasih. Nabi muhammadmengajarkan sebuah keteladanan yang sungguh luar biasa. Patut untuk dicontoh!
Contoh lah ajaran kasih sayang yang diajarkan nabi padamu. Cintailah nabimubaru engkau mencintai agamamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun