Mohon tunggu...
Neny Silvana
Neny Silvana Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Unik, ekspresif, menarik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kisah Lucu dan Pentingnya Bisa Mengendarai Mobil dan Motor Bagi IRT

13 Februari 2012   08:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:43 7228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ma, aku pengen belajar mobil. Ayoo dong ma, aku pengen pas SMA nanti ke sekolah bawa mobil!" rayu Chacha padaku.

"Kak, kamu kan baru 14 tahun. Waduh, ditangkep polisi nanti, anak kecil nyetir mobil di jalan raya." larangku dengan khawatir.

"Wah, mama mah nggak gaul. Banyak lagi ma, temen-temenku yang ke sekolah dan jalan-jalan pakai mobil meskipun nggak punya SIM."

"Iya, nanti pasti mama ajarin. Tapi nggak sekarang, kalau kakak sudah gedean dan bisa buat SIM."

"****

Itulah percakapan singkatku dengan Chacha ketika menjemputnya pulang sekolah. Chacha minta diajarin menyetir mobil hanya sebagai gaya. Supaya dianggap anak gaul dan tak kalah dengan teman-temannya. Hadeuhhh,  ABG sekarang!

Tapi bukan itu yang ingin aku bahas. Aku ingin bercerita tentang pentingnya bagi ibu rumahtangga sekarang ini untuk bisa mengendarai kendaraan beroda. Baik itu sepeda, motor, ataupun mobil. Bukan seperti layaknya ABG yang untuk gaya-gayaan tapi lebih sebagai penunjang mobilitas kita sehari-hari agar tidak tergantung kepada suami dan lebih mandiri.

Sejujurnya awalnya aku sangat penakut sekali. Aku bahkan tidak berani naik sepeda. Naik sepedapun jalannya seperti ular yang berbelok-belok. Tapi ada satu pengalaman yang membuat aku bertekat untuk dapat mengendarai kendaraan roda dua dan roda empat.

Puluhan tahun yang lalu, ketika aku baru beberapa minggu dari melahirkan, suamiku sakit dan di rawat di rumah sakit selama dua minggu. Aku yang awalnya jika pergi kemana-mana selalu dianter suami, tentuya kelimpungan setengah mati. Belum lagi yang rumahku jauh masuk ke dalam komplek. Tidak ada angkot ataupun becak. Duh, pengen nangis rasanya. Masa setiap aku mau besuk suami dan pergi-pergi harus telpon kakakku untuk nganterin ke sana. Sementara aku dalam sehari harus bolak-balik yang menengok suami dan juga menyusui anakku yang masih bayi mungil.

Bayangin, ada mobil dan motor tapi nggak bisa mengendarainya. Sedihnya, ngerasa banget ketergantungan sama orang lain. Ngerasa banget nggak bisa bergerak gesit dan tak bisa melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun