Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian Nama Bayi

18 September 2019   21:48 Diperbarui: 18 September 2019   22:02 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bayi (robarmstrong2/Pixabay)

Seringkali kita diperhadapkan dengan kesulitan dalam memberi nama untuk bayi yang baru lahir. Akibatnya, nama yang kita berikan merupakan nama "pasaran" yang sudah digunakan banyak orang.

Seperti baru-baru ini beredar sebuah komunitas yang bernamakan Agus dengan jumlah ribuan orang. Mungkin itu adalah salah satu contoh dari sekian banyak kesamaan nama dalam kehidupan kita.

Memang tidak masalah tetapi kadang dipermasalahkan oleh orang lain terutama dalam sebuah kelompok masyarakat. Orang tua yang memberikan nama yang sama seperti nama tetangganya kepada anaknya, kadang mendapat cibiran.

"Apakah tidak ada nama lain selain nama saya?" Demikianlah pertanyaan yang sering muncul.

Bukan hanya itu, misalkan terdapat dua orang yang memiliki nama yang sama dalam sebuah komunitas seperti sekolah dan lain sebagainya, kedua orang tersebut akan membuat teman-temannya dan guru-gurunya membuat panggilan khusus untuk membedakan mereka berdua.

Pada saat saya masih dalam bangku sekolah dasar, ada dua orang teman saya yang memiliki nama yang sama yaitu Yuliana bahkan nama panggilan mereka yang sedikit berbeda pun sama yaitu Juli. Akibatnya, salah satunya dipanggil dengan sebutan Juli A dan Juli B untuk yang satunya, jika mereka dipanggil secara bersamaan, maka Juli Kuadrat adalah panggilan yang tepat bagi mereka.

Tujuannya adalah tidak ada kebingungan dalam diri kedua anak tersebut ketika salah satu diantara mereka dipanggil oleh guru-guru atau teman-temanya.

Meski demikian, hal tersebut tidak serta merta disalahkan. Pasalnya, beberapa agama memiliki identitas dan tradisi tersendiri dalam memberikan nama kepada anak-anak yang baru lahir.

Saya pernah menemukan di sebuah keluarga Katholik terdapat tiga orang anak perempuan yang memiliki nama awal Maria. Saya mengambil kesimpulan bahwa mungkin itulah identitas agama Katholik. Akan tetapi, ini baru satu fakta yang tidak bisa dijadikan untuk membuat sebuah kesimpulan umum bahwa budaya orang Katholik menonjolkan identitas mereka adalah memberikan nama. 

Namun, akhirnya saya percaya pada kesimpulan saya setelah nama beberapa teman perempuan saya dari Katholik selalu ada nama Maria. Selain itu, untuk laki-laki selalu ada akhiran US dalam nama mereka seperti beberapa nama teman kuliah saya, Albinus, Nikolaus, Adrianus dan Bernadus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun