Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Yusril Ihza Mahendra dan Erick Thohir Kandidat Kuat Masuk Kabinet

3 Juli 2019   11:11 Diperbarui: 4 Juli 2019   10:34 1971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua tim kuasa hukum pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Yusril Ihza Mahendra selaku pihak terkait bersiap mengikuti sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa (18/6/2019). Sidang tersebut beragendakan mendengarkan jawaban termohon, pihak terkait dan Bawaslu.(ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A)

Kabinet Kerja jilid II akan segera terbentuk. Pembentukan kabinet kali ini tidak akan terlepas dari bagi-bagi kepada mitra dan partai-partai koalisi. Mengingat peran penting partai politik dalam pilpres 2019 tidak bisa dilihat sebelah mata. Perjuangan dan kesetiaan dari awal pencalonan hingga Mahkamah Konstitusi menunjukkan bahwa partai-partai politik tidak tinggal diam.

Isu pembagian jatah menteri kepada kalangan profesional dan lawan politik seperti Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang notabenenya bukan anggota koalisi semakin menguat. Nama-nama seperti Zulkifli Hasan, AHY dan Sandiaga Uno yang sering dikaitkan.

Oleh karena itu, jika ada jatah menteri untuk lawan politik dan kalangan profesional maka mau tidak mau harus ada dari mitra dan partai koalisi. Tujuannya adalah agar stabilitas politik dan kekuatan koalisi tetap terjaga, dan mungkin ada alasan lain yang harus dipertimbangkan.

Nah, terdapat beberapa nama yang mustahil tidak masuk dalam kabinet Kerja jilid II. Nama-nama ini sebelumnya tidak menjabat sebagai menteri tetapi memiliki peran penting dalam pencapaian Jokowi-Ma'aruf kali ini.

Yusril Ihza Mahendra
Yusril Ihza Mahendra adalah seorang pengacara, pakar hukum tata negara, politikus, dan intelektual Indonesia. Ia pernah menjadi menteri hukum di era Gus Dur dan menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia di era Megawati. Kemudian pada tahun 2004, ia menjadi menteri Sekretaris Negara sampai dengan tahun 2007 diganti oleh Hatta Rajasa.

Pemilihan presiden pada tahun 2019, Yusril yang memimpin Partai Bulan Bintang mengambil keputusan untuk mendukung Jokowi-Ma'aruf. Bukan hanya itu, ia ditunjuk sebagai Ketua Tim Kuasa Hukum Jokowi-Ma'aruf dalam menghadapi gugatan hasil pemilihan presiden.

Peran Yusril dinilai sangat penting sehingga dipercaya akan masuk dalam jajaran kursi kabinet walaupun sampai dengan saat ini belum ada tawaran dari Presiden Jokowi.

"Wallahu a'lam, sampai sekarang secara eksplisit itu belum ada pembicaraan tentang hal itu," kata Yusril usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 1 Juli 2019.

Tanggal 01 Juli, Yusril Ihza Mahendra sebagai Ketua Tim Kuasa Hukum Jokowi-Ma'aruf dkk bertemu dengan Jokowi di Istana merdeka. Menarik, dalam pertemuan tersebut, Yusril lebih dulu bertemu empat mata dengan Jokowi. Memang dalam pembahasan mereka hanya tentang tatanan hukum ke depan, misalnya terkait Undang-Undang Dasar 1945. Namun bagi penulis, mustahil jika Profesor asal Bangka Belitung ini tidak masuk dalam kabinet.

Erick Thohir
Nama Erick Thohir memang tidak asing di dunia bisnis. Ketua Mahaka Group pernah menjadi pemilik Inter Milan dan DC United. Pada tahun 2018, ia ditunjuk sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'aruf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun