"ahhh shitt...tuh orang sok tau banget sih sampe segitunya nyeramahin gw soal etika facebook...gw kan mo berekspresi, facebook juga facebook gw...brakkkk !!!!!" pantatnya menghempas sofa coklat susu di ruang tengah.
mulut perempuan itu tampak manyun, beriringan dengan matanya yang mendelik emosi. pundaknya tampak naik turun meredam amarah. disudut sofa yang lain, suaminya hanya diam mengamati tingkah laku wanita yang beberapa bulan lalu dinikahinya itu. Hermes hitam mangkilat yang biasanya mampu meredakan letupan emosi istri cantiknya itu tampak kaku teronggok bisu.
"apa salahnya sih kalau aku bilang aq habis belanja belenji seharian..apa salahnya sih kalau aku cerita betapa bahagianya kita sebagai pengantin baru.. apa salahnya sih kalau aq pamer foto - foto mesra kita saat bulan madu..???" segelas air putihdisodorkan sang suami dengan seuntai senyum. berharap nada bicara istrinya teredam sepersekian waktu.tetap tanpa suara ,dan wanita itu meneguknya hingga tandas.
" apa salahnya sih kalau aku mengeluh setelah lebaran betapa sibuknya kita tanpa pembantu...?? apa salahnya sih kalau aku curhat sama mereka yang sudah pada jadi ibu - ibu lebih dulu daripada aku..???"
"dan sekarang mereka ngomelin aku soal etika... etika apa??? mereka saja yang norak dan iri... sok saja menggurui...." suara tinggi itu berubah menjadi parau
suami berdiri dan mengelus punggung istrinya yang kini menunduk dan sesenggukan.
"iyaa.. aku tauu,Sayang.. tapi lain kali jangan kau bagi juga di status facebook soal berapa banyak pakaian dalam yang kau cuci hari ini.. percayalah, orang tak akan takjub karena kau bisa mencuci tanpa pembantu.... tapi aku juga akhirnya yang menanggung malu karena statusmu dibaca boss ku...."
istri itu terdiam...."""
ruang tengah pun hening
based on true story..
