Siapa yang paling berkuasa dan paling kuat balatentaranya di Mesir ? Tentu saja Firaun. Namun mengapa dia ketakutan saat baru bermimpi ada seorang bayi yang akan menggulingkan kekuasaannya ?
Baru bermimpi saja sudah takut, ada apa ? Solusinya, Dia habisi seluruh bayi untuk menghilangkan rasa ketakutannya. Potensi ketakutan dia habisi hingga keakar akarnya.
Di negara tangan besi, disebar intelijen, memata matai  semua bisikan rakyatnya. Segala pembicaraan di depan publik harus berijin. Semua tempat berkumpul di curigai. Bahkan melegalkan membunuh bila dicurigai merongrong kekuasaannya.
Bahkan saking takutnya, berbicara di depan umum saja dilarang. Medsos di pantau dan hukuman siap menyambar bagi mereka yang mengganggu telinga pemilik kekuasaan.
Itulah mereka yang takut kekuasaannya hilang. Membentengi kekuasaan dengan menciptakan ketakutan bukan kemakmuran.
Jadi yang paling penakut itu bukan mereka yang tidak berkuasa, bukan pula mereka yang tidak memiliki apa apa. Tapi, Â yang paling penakut justru mereka yang paling berkuasa, yang paling kuat kekuasaannya.
Mengapa kekuatan kekuasaan yang luar biasa justru menimbulkan ketakutan yang luar biasa pula, bukan ketentraman ?
Bila menguatkan kekuasaan dengan kekuatan tekanan, bertanda ada cinta kekuasaan yang berlebihan. Bertanda ada kebusukan yang disembunyikan. Ada manajemen jiwa yang salah dalam berkuasa.
Mari melihat bangsa Tartar saat berjaya. Mengapa mereka membunuh semua orang yang tinggal di kota yang taklukannya ? Mengapa membumi hangus seluruh bangunannya ? Bukankah mereka saat itu bangsa yang terkuat di zamannya?
Lalu bangsa Tartar yang kuat justru takluk ditangan para mantan budak yang mereka ciptakan sendiri.
Hukum Kediktatoran memang aneh. Semakin kuat justru semakin menciptakan ketakutan yang makin kuat pula.