Berangkat dari rumah jam 2.00 dini hari menuju Jogya. Ada teman yang ingin ku ajak. Teman yang akan menceritakan banyak hal tentang salah seorang manusia mulia. Dia ingin bercerita tentang kisah hidup Ali bin Abi Thalib.
Mengapa teman ku ingin bercerita tentang Ali? Sepertinya ini sangat luar biasa. Dia ingin bercerita tentang manusia yang mencintai Allah dan Rasulnya. Juga di cintai Allah dan Rasulnya.
Teman ku ingin bercerita saat tak ada yang bisa menaklukkan benteng Khaibar kecuali setelah dipimpin oleh beliau. Beliau seorang cendikiawan muslim di masa Sahabat. Menjadi tempat bertanya bagi para Khalifatur Rasyidin sebelumnya bila menghadapi masalah pelik.
Teman ku ingin bercerita khusus tentang Ali, karena dimasanya lah konflik internal dalam tubuh umat Islam memulai bermunculan. Para munafikin menghasut dan memecah belah agar konflik terus keras menghancurkan.
Teman ku ingin bercerita bagaimana Ali bisa menyelesaikan konflik internal dengan bijaksana dan adil. Menurut ahli sejarah, inilah masa paling sulit untuk dituliskan sejarahnya.
Banyak berita bohong dan menyesatkan untuk menghancurkan kredibilitas sang Ali. Namun dari semua liku liku ini, bisa diselesaikan dengan tepat.
Khawarij yang memberontak, Munafikin yang menghansut, Syiah yang mengadu domba dan perbedaan pendapat yang cukup kuat namun masih bisa menjaga keutuhan negri muslim yang terus diserang oleh Romawi.
Dia ingin bercerita tentang bagaimana Ali bisa menyelesaikan masalah dan perselisihan, yang nanti bisa menjadi referensi umat ini untuk menyelesaikan perselisihan dan penanganan konflik.
Terima kasih temanku, engkau tak bosan bercerita untuk ku.