Mohon tunggu...
Nansi Martina Adisti
Nansi Martina Adisti Mohon Tunggu... -

one of a kind

Selanjutnya

Tutup

Catatan

“Books for Kids”

28 November 2013   20:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:33 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku cerita pertama saya, adalah “Sepatu Merah” karya HC Andersen. Saya tertarik dengan gambar sampulnya, gadis jelita menari dengan sepatu merah. Penerbitnya elex media, dan kita bisa membaca ceritanya di halaman kiri dan gambar warna sebagai ilustrasinya di sebelah kanan.

Saya juga suka menggambar, jadi saya suka sekali. Jangan heran, untuk anak anak di kota kecil, kita tidak bisa setiap hari membeli buku cerita, jadi waktu itu memang sangat menyenangkan.

Anda pernah membaca cerita “Sepatu Merah”?

HC Andersen penulis yang sangat populer, saya yakin banyak yang sudah membaca cerita ini. Belakangan ini saya bahkan menemukan bahwa cerita ini menjadi ide film horor korea berjudul “Red Shoes”. Tidak banyak cerita anak anak yang bisa dijadikan ide cerita horor, tapi “sepatu merah” punya kontent yang cukup sesuai untuk itu.

Sepatu Merah sendiri bercerita tentang anak gadis bernama Karen, yang setelah ibunya meninggal diadopsi oleh seorang wanita kaya. Setelah menjadi anak orang kaya, dia menjadi sombong. Ia begitu ingin memiliki sepatu yang bagus, karena sebelumnya dia hanya punya sepasang sepatu usang. Ia melihat sepasang sepatu merah yang luar biasa bagus di sebuah toko. Dan karena begitu ingin, dia meminta ibu tirinya membelikan sepatu itu. Pada saat pesta dansa, gadis itu dengan gembira memakai sepatunya. Karen begitu menyukai sepatu itu, dia terus memakainya kemanapun. Dia menghadiri semua pesta dan mulai mengacuhkan ibu tirinya.Namun ternyata sepatu merah itu membawa kutukan bagi pemakainya, dia terus menari dan menari. Sepatu merah itu tidak bisa dihentikan. Dia terus memaksa pemiliknya menari, sampai berhari hari dan gadis itu menjadi menderita. Bahkan Karen tidak bisa menghadiri pemakaman ibunya karena terus menari. Akhirnya karena sepatu itu tidak berhenti juga, Karen memohon pada tukang kayu untuk memotong kakinya. Setelah kakinya dipotong, tukang kayu membuatkannya sepasang kaki palsu dan akhirnya sepatu tersebut masih menari nari dengan kaki pemiliknya sampai akhir.

Hmmm...bagaimana? agak “dark” untuk konsumsi anak anak yaa..

Andersen mendapat ide untuk karya ini dari kisah sang ayah yang mengerjakan pesanan sepasang sepatu balet, dari seorang wanita kaya raya. Wanita itu memberi ayah Andersen bahan sutra merah, dan ayah Andersen mengerjakannya dengan sangat hati hati, hanya untuk dihina oleh wanita tersebut. Wanita itu mengatakan “tampaknya saya hanya membuang buang sutra saya”. Ayah Andersen membalas dengan berkata”sepertinya saya juga hanya membuang buang benang saya”, dan merobek sepatu itu di depan wanita tersebut.

Dan memang setelah saya dewasa pun, saya masih menganggap cerita ini agak kurang sesuai dengan anak anak. Pesan tentang punishmentnya terlalu kuat, dengan gambaran anak sombong yang harus kehilangan kaki untuk obsesinya terhadap kemewahan dan kesenangan. Terkesan ada kemarahan di dalamnya. Meskipun cerita ini sangat menarik dan membekas, pesan bahwa hanya hukuman lah yang patut diterima anak nakal, menjadikan cerita ini less of good thought dan terlalu suram. Sebagai anak anak, saya justru kasihan dengan Karen, dan terus memikirkan tidak adakah cara lain? Agar dia tidak perlu memotong kakinya. Gambaran kaki terpotong jelas bukan hal menyenangkan buat anak anak kan.

Setelah membaca banyak cerita anak anak, buku dongeng dan mythology, ada buku buku yang saya pikir sangat bagus untuk anak anak. Buku buku tersebut adalah buku yang nantinya ingin saya bacakan sebelum mereka tidur. Saya yakin sebagian besar anda pasti mengenal buku ini, atau bahkan menyukainya?

Well your with me then..

Yang pertama adalah :

LITTLE PRINCE By Antoine de Saint Exupery

Little prince bercerita tentang seorang pangeran kecil dari sebuah planet bernama asteroid B-612 , yang melakukan penjelajahan ke planet planet lain termasuk bumi. Dalam penjelajahannya ia menemukan banyak hal yang belum pernah ia tahu sebelumnya.

Buku ini sendiri ditulis dalam bahasa perancis, gambar gambar ilustrasinya digambar oleh pengarangnya sendiri, dalam lukisan cat air yang simpel tapi sangat berkarakter. Saya membaca buku ini dalam terjemahan bahasa inggris dan jatuh cinta begitu membaca isinya. Meskipun ini adalah buku anak anak tapi isinya mendalam dan bahkan idealis.

Buku ini sangat cerdas, kita sering lupa tentang banyak kebenaran sederhana, namun saat membaca ini kita bisa merasakan diri kita sebagai little prince, karena setiap orang adalah penguasa di planetnya sendiri, merasa cukup dan “kaya” dengan apa yang kita miliki. And at one point or another, akan ada benturan, yang memaksa kita untuk harus menghadapi dunia lain, dunia baru, sesuatu yang asing, ancaman, ketidak nyamanan dan konflik. Bahwa yang kita miliki ternyata tidak sehebat yang kita pikir.

Pangeran kecil sangat curious pada banyak hal, selalu bertanya, dan punya pemikiran yang sangat menarik. Anak anak akan belajar, bahwa tidak masalah, ketika mereka banyak bertanya, atau tidak mengerti orang dewasa. Ada banyak kebijaksanaan dalam buku ini, keberanian untuk mencoba hal baru, kepekaan terhadap hal hal diluar materi, dan tanggung jawab terhadap sebuah hubungan dan kehidupan itu sendiri. Dan tentu saja, tanpa kehilangan sisi adventurous dan fun nya.

Semua anak anak baik laki laki atau perempuan saya rasa akan menyukai buku ini,meskipun mungkin akan lebih cenderung anak laki lakilah yang menyukainya. Setiap anak laki laki pasti pernah membayangkan diri mereka sebagai penguasa, king of universe dari kerajaan kecil mereka, dari semesta kecil mereka. Ketika tiba waktunya untuk berpetualang nantinya, akan ada banyak hal yang akan mereka ingat dari buku ini.

Ada quotes dari buku ini yang sangat menginspirasi ;

“It is only with the heart that one can see rightly; what essential is invisible to the eye”

Anda bisa membacakan cerita ini pada pangeran kecil anda,dengan gaya bercerita anda sendiri, dan bersiaplah akan banyak pertanyaan yang mereka ajukan. Tersenyumlah dan buat mereka mengingat, bahwa andalah yang mengajarkan hal hal ini pada mereka. Bahkan bagi saya yang orang dewasa, buku ini tidak terlupakan, pun bagi mereka, pangeran pangeran kecil anda.

There’s a little prince in every men, rite ?

Buku kedua adalah :

ALICE IN WONDERLAND By Lewis Carroll

Yeap, the second book is very popular.

Bertahun tahun buku ini dicetak ulang, dipentaskan dalam pertunjukan dan difilm kan. Lewis carrol menulis cerita tentang petualangan gadis kecil bernama Alice, yang terjatuh ke lubang kelinci pada saat mengejar kelinci yang berbaju dan bisa berbicara. Alice masuk ke sebuah tempat yang misterius , dimana ia bertemu dengan tokoh tokoh seperti cheshire cat, Hatter, queen of heart dan mengalami pengalaman yang aneh, dan tidak terlupakan.

Alice gadis kecil yang selalu penasaran, hampir seperti karakter little prince yg curious dan tidak berhenti bertanya. Ketika dia bosan, ia memilih untuk mengikuti rasa ingin tahunya akan kelinci putih aneh, yang membawanya ke wonderland. Dunia antah berantah yang menantang keberaniannya. Menjadi besar karena minum minuman yang bertuliskan “drink me” , kemudian menjadi kecil setelah makan biskuit bertuliskan “eat me”, acara minum teh yang aneh, dan banjir karena air matanya sendiri. Dalam suatu chapter Alice dikisahkan merasa sedih, tersesat, habis kesabaran dan merasa takut. Itulah yang terjadi saat gadis kecil meninggalkan zona amannya dan berpetualang. But what happen next is about bagaimana akhirnya dia dapat menghadapinya, mencoba banyak hal yang asing, dan dengan penuh keberanian menemukan kesenangan didalamnya. Sampai akhirnya kembali ke dunianya dengan bentuk semula.

Beberapa review mengatakan bahwa banyak percakapan dalam buku ini yang akan sulit dimengerti oleh anak anak, bahkan orang dewasa. Too many riddles and poetic words. Dalam beberapa sumber bahkan menyatakan ada konten ilmu aljabar dalam dialognya.Itulah menurut saya, yang membuat buku ini tidak lekang dimakan zaman. Sesuatu yang tidak berhenti dari pertanyaan, ide yang berani, dan karakter yang unik dan tidak terlupakan. Bukankah dalam hidup nantinya akan banyak moment, kita merasa seperti Alice? Berada di tempat dan situasi antah berantah yang membingungkan, sendirian dan begitu banyak pertanyaan.

Mungkin salah satu cara terbaik untuk menceritakannya pada anak anak adalah dengan berhenti melogiskan cerita ini dalam mindset kita orang dewasa. Bukankah yang terpenting adalah menikmati petualangannya? Jadilah Alice bersama mereka, jump and having a wonderland.

Dunia imajiner yang penuh warna dan karakter karakter yang unik, akan sangat disukai anak anak. Dan sambil menceritakannya, kalau anda sedikit bisa menggambar, menggambarlah bersama anak anak. Cerita ini penuh karakteryang bisa dieksplorasi dan anda bisa membayangkannya bersama mereka sambil menggambar.

Excitement, courage and adventures.

Ketika kita menjadi anak anak bukankah begitu mudah untuk percaya pada apapun dan apapun yang kita lihat, tampak seperti wonderland? Perasaan yang indah bukan.

Semoga pilihan kedua buku ini dapat membagikan perasaan seperti itu ya. Dari kita sebagai orang dewasa yang pernah mengalaminya, kepada anak anak nantinya.

Live well...love well

nancy

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun