Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Kasih Sayang Memang Bukan Budaya Kita, tapi Mampu Mengingatkan Kita

14 Februari 2020   10:37 Diperbarui: 14 Februari 2020   10:35 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Southbostontoday.com

Sempat menuai pro kontra, sudah lama sih ini sebenarnya bahwa Hari Valentine bukanlah bagian dari kebudayaan kita, dan sempat juga ada agama yang tidak mengizinkan umatnya untuk mengucapkan Hari Valentine karena tidak sesuai dengan budaya dan norma agamanya. 

Kalau dipikir-pikir memang tidak perlu lah kita merayakan Hari Valentine ini, hanya saja menilik dari sejarah Hari Valentine yang cukup menyedihkan, saya rasa tanggal 14 Februari bisa menjadi hari pengingat kita untuk tetap bersikap, bertutur kata dan memperlakukan sesama kita, baik itu manusia, tanaman, dan hewan dengan baik dan penuh kasih sayang. Karena, kita, manusia, diciptakan oleh Tuhan tidak hanya sekedar menikmati apa yang ada dibumi ini saja, akan tetapi kita diberi tugas untuk saling menjaga dan merawat satu sama lain.

# Lahan Penghijauan yang semakin sedikit

Zaman sekarang, fokus kita lebih kepada uang. Investasi menjadi salah satu penghasilan yang bisa memberikan manfaat bagi kehidupan kita dikemudian hari. Salah satu bentuk investasi berupa properti. 

Akibatnya, banyak developer yang berbondong-bondong untuk membangun properti karena minat pembeli cukup tinggi saat itu. Yang paling terasa buat saya adalah diwilayah Gading Serpong. Perputaran udara yang tadinya sangat bagus dan adem, berubah seketika saat properti sedang digandrungi oleh masyarakat. Akibatnya kini Gading Serpong sudah tidak seadem dulu, karena banyak lahan penghijauan yang digerus demi pembangunan properti.

Dan saya perhatikan hal tersebut terjadi hampir dimana semua tempat yang telah 'diinjak' oleh para pebisnis, istilahnya keuntungan uang jauh lebih penting ketimbang menyisakan sedikit lahan untuk area penghijauan. 

Dengan lahan penghijauan semakin sedikit, kita sudah tahu dampaknya, wilayah kita rawan banjir dan tentunya menjadi salah satu penyebab adanya polusi udara. Apalagi sekarang jumlah kendaraan bermotor pun sangat banyak, jumlah tanaman, pohon ataupun taman tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang ada.

Tidak itu saja, lahan penghijauan juga membantu kita mengurangi stres. 

Hal ini saya buktikan ketika saya menjalani hidup minimalis. Karena banyak foto dekorasi hidup minimalis mesti ada tanaman kecil, akhirnya saya terdorong untuk membeli tanaman palsu yang saya taruh diruang kerja ataupun kamar. Eh, kok malah terasa enak juga dipandang, bahkan kalau sudah mumet, biasanya pandangan akan saya alihkan ke tanaman palsu tersebut untuk me-recharge pikiran dan tenaga. 

Setiap malam hari, saya pun seringkali ke wilayah BSD yang lahannya masih berupa rerumputan, hanya untuk menghirup udara segar dan merasakan kesejukan, yang membuat pikiran saya kembali cerah. Dan saya berpikir seandainya kita semua memiliki rasa sayang terhadap lahan hijau dengan tidak membangun semuanya sebagai lahan properti, mungkin rasa stres kita dalam pekerjaan bisa jauh lebih berkurang. 

Dengan manfaat inilah, momen Hari Kasih Sayang bisa membantu kita mengingatkan bahwa tanaman adalah makhluk hidup yang mestinya kita rawat juga sebagai bagian dari hidup kita. Jangan karena tanaman tersebut tidak memberikan keuntungan berupa uang, maka  dibumihanguskan. Psikologi tubuh kita masih memerlukan keberadaan tanaman, hal tersebut tentu membantu kita dalam meningkatkan produktivitas, karena stres yang bisa teredam sedikit oleh adanya hawa segar dan pemandangan yang menenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun