Mohon tunggu...
My Name Is Nadia
My Name Is Nadia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

proud of being my self

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Bahagia

31 Mei 2017   16:10 Diperbarui: 31 Mei 2017   16:25 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Aku ingin berbicara banyak padamu,” kata lelaki disampingku membuka percakapan setelah sekian waktu hening.

“Kau tau, sudah lima tahun kita bersama, semuanya terlewati. Aku tak pernah menyakitimu. Tak pernah mendua apapun godaan di luar sana. Aku yang menjagamu ketika kamu sehat ataupun sakit,”

Aku menoleh untuk memandangnya,”Lalu?”

“Lalu, aku ingin menikahimu segera. Dengarkan aku, saat aku meninggalkanmu, aku tak sungguh-sungguh melakukannya. Itu kesalahanku, tapi itu yang pertama dan terakhir kalinya.”

Aku mendadak tergugu dan beku. Keheningan kembali menjadi lagu.

“Jadi, apakah kamu siap jadi istriku?”

Aku masih hening dalam lamunan.

“Begini, jika kamu masih terluka, santai saja. Kita hadapi semuanya bersama. Jangan khawatir, aku tak akan meninggalkanmu apapun yang akan terjadi nanti. Bagaimana ?”

“Aku masih ... tidak percaya,” akhirnya bibirku mampu mengucapkan kata

“Kau mencintainya ? Masih ?” dia mencari manik mataku, mencari kebenarannya sendiri. Lalu bahunya sudah memeluk tubuhku erat.

“Kau tau, kadang masalah yang kita hadapi adalah hal yang klise. Orang yang kita cintai berbeda dengan orang yang mencintai kita, begitu misalnya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun