Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Perjalanan 2 Dimensi Asian Games, Euforia Masa Lalu dan Masa Kini

12 Agustus 2018   13:17 Diperbarui: 15 Agustus 2018   13:30 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimensi 1962. Titik Balik Kejayaan Indonesia di Mata Dunia

Ruang-ruang waktu dalam pikiran saya seolah berputar, mencari jejak-jejak memori dalam tumpukan catatan lusuh tahun 1962. Kali itu Indonesia tercatat sebagai tuan rumah ajang Asian games yang keempat. Sebelumnya, ajang ini telah diselenggarakan di negara Jepang, Filipina dan India. 

Catatan-catatan sejarah mengenai Asian Games sempat membuat saya bertanya, seperti apakah persiapannya dan bagaimana antusiasme masyarakat Indonesia kala itu. Ah, tentunya akan berbeda dengan zaman milenial ini. Tapi tak apa, melalui catatan-catatan sejarah itu, rasanya saya ingin menjelajah waktu, membandingkan dan merasakan euforianya yang telah melewati waktu 56 tahun ini. Setengah abad lebih.

Jepang, 23 Mei 1958. Saat itu dengan perasaan campur aduk, salah satu wakil Indonesia menunggu sebuah keputusan voting dari Dewan Federasi Asian Games di Tokyo, Jepang. Sebuah keputusan mengenai siapa yang akan menjadi tuan rumah terselenggaranya Asian games periode berikutnya. Ada 2 negara yang kemungkinan bakal menjadi kandidatnya. Pakistan dan Indonesia. Melalui berbagai pertimbangan serta hasil voting, terpilihlah Indonesia sebagai tuan rumah Asian games 1962. 

Bergegas!! Itu yang dikatakan Soekarno saat itu. Indonesia memiliki waktu empat tahun untuk berbenah. Yap, empat tahun. Bisa dibayangkan Indonesia saat itu sedang dalam keadaan seperti apa. Tujuh belas tahun pasca merdeka, dan sudah diberi amanah menjadi tuan rumah? Hebat. Ya, sangat hebat. Itu yang mungkin bisa saya katakan untuk semangat dan keberanian Indonesia.

Asian games ketiga tengah berlangsung di Tokyo, Jepang kala itu. Para atlet yang mewakili Indonesia sedang bertanding untuk melangitkan nama Indonesia. Sementara itu, pemerintah Indonesia sedang berpikir dan bersiap take action melakukan pembangunan infrastruktur guna kelancaran dan keberlangsungan Asian games 1962 yang akan datang. Pemerintah akhirnya mulai mencicil step by step pembangunan sarana olahraga maupun sarana pendukung lainnya. 

Para insinyur dan perencana-perencana tata kota mulai dipanggil satu persatu. Mereka dikumpulkan untuk dimintai ide mengenai rencana pembangunan yang akan dilakukan. Setelah melalui berbagai negosiasi dan juga sharing ide, akhirnya disetujuilah pembangunan infrstruktur berupa stadion GBK, gedung-gedung olahraga, patung selamat datang di Kemayoran, stasiun TVRI dan perluasan bandara di kemayoran untuk mendukung atlet-atlet dari luar negeri yang bakal hadir di ajang Asian games 1962.

Sumber : Goodnewsfromindonesia.id
Sumber : Goodnewsfromindonesia.id
Dengan mental baja dan rasa percaya diri penuh, akhirnya Indonesia telah berani unjuk gigi kepada dunia, membuktikan bahwa negara ini layak menjadi tempat bagi para atlet asia untuk berlaga. Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) dibentuk sesuai arahan presiden Soekarno untuk mendukung kelancaran dan suksesnya ajang ini. Bendera-bendera negara-negara peserta asian games telah berkibar pada tiang-tiang kokoh didepan istana negara. Stasiun TVRI telah disiapkan untuk menjadi pemberi kabar gembira bagi warga Indonesia. Tak ketinggalan, radio-radio rakyat juga turut menjadi pendukung bagi penyampaian pesan berharga ke pelosok negeri.

Saya tahu, saat itu pemilik stasiun radio dan televisi di Indonesia mungkin bisa dihitung. Namun melalui vibrasi semangat yang digaungkan, pesan-pesan itu akhirnya tersampaikan dari radio/TVRI ke masyarakat, dari masyarakat ke masyarakat yang lain dan begitulah seterusnya hingga ke pelosok negeri.

Sumber : goodnewsfromindonesia.id
Sumber : goodnewsfromindonesia.id
Hari itu, 56 tahun dari sekarang, Indonesia telah berhasil menjadi tuan rumah ajang olahraga seasia. Dan yang lebih hebat, di tahun 1962, Indonesia juga berhasil menjadi peringkat ke 2. Ya, itulah titik balik kejayaan negeri ini tahun 1962. Bahkan untuk mengurai catatan berharga kala itu, dibuatlah perangko-perangko yang bertemakan asian games. Cukup membuat saya bangga melihatnya. Ternyata, pada zaman dimana baru bangkitpun, Indonesia telah mampu membuktikan kepada dunia internasional. Inilah kami tuan rumah asian games ke empat.

Dimensi 2018. Penyatuan Energi Dari Segala Penjuru Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun