Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

RPTRA Pusat Pembinaan dan Miniatur Kota Layak Anak di DKI

30 November 2015   05:11 Diperbarui: 30 November 2015   05:12 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang telah dan sedang dibangun di 60 kawasan padat dan kumuh di DKI Jakarta tahun 2015 merupakan terobosan yang patut diberi apresiasi.

Hasil social mapping yang dilakukan Universitas Ibnu Chaldun Jakarta di empat kelurahan di DKI Jakarta dalam rangka pembangunan RPTRA, yaitu kelurahan Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Pulogadung Barat dan Utan Kayu Utara, kami menemukan bahwa masyarakat bawah yang tinggal di kawasan padat dan kumuh, tidak ada lapangan atau ruang terbuka seperti lapangan luas dan terbuka tempat anak-anak, remaja dan pemuda untuk bermain, berkumpul, berolah raga, membaca dan bercanda, sehingga mereka amat memerlukan ruang publik terbuka. 

Dalam social mapping kami menemukan bahwa anak-anak bermain di gang atau di lorong sempit yang dilalui sepeda motor, gerobak, pedagang dan pejalan kaki.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika di berbagai kawasan padat dan kumuh di DKI Jakarta menjadi hotspot tempat tawuran atau konflik anak-anak, remaja, pemuda bahkan warga yang biasanya dipicu oleh hal-hal yang remeh temeh.

Menangkal Kekerasan

Persoalan yang dihadapi masyarakat bawah yang tinggal di kawasan padat dan kumuh sangat kompleks.  Dari persoalan ekonomi, sosial sampai hubungan dan komunikasi orang tua dengan anak, menjadi persoalan tersendiri dan merupakan salah satu masalah krusial, karena tempat tinggal mereka sangat sempit, maka banyak warga yang tidur bergantian dengan anak-anaknya, sehingga komunikasi dan cinta kasih tidak terbangun baik dalam keluarga.

Orang tua kalau mau bercinta dengan isterinya, anak-anak diungsikan di luar rumah untuk bermain. Lama-kelamaan anak lebih terbiasa dan senang di luar rumah ketimbang di dalam rumah yang sempit dan sumpek.

Dampak negatif dari kondisi tersebut, maka anak bukan lagi anak ibu-bapak, tetapi anak yang dibentuk lingkungan tempat mereka tinggal.  Kalau lingkungannya baik, maka baiklah anak itu, jika sebaliknya, anak menjadi liar dan brutal, bahkan peminum miras dan pengonsumsi narkoba.

RPTRA merupakan rumah untuk anak-anak, sehingga mereka bisa berkumpul, bermain, bercanda, bersosialisasi, berkomunikasi dan membaca serta membangun cinta antara sesama, dan antara anak dengan orang tua melalui mediasi dan peran para pengelola RPTRA yang mayoritas adalah ibu-ibu yang masih muda dan enerjik.

Di ruang dalam (in door) RPTRA disediakan tempat pelatihan, ruang perpustakaan, ruang laktasi (menyusui), ruang computer, ruang KB, ruang serba guna dan sebagainya. Sementara di luar (out door) disediakan tempat bermain anak, lapangan olah raga seperti basket atau badmington serta taman yang indah dan asri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun