Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Politik featured Pilihan

71 Tahun Indonesia Merdeka, Kesenjangan Sosial Masih Memprihatinkan

7 Agustus 2016   11:00 Diperbarui: 9 Januari 2017   16:20 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tanpa terasa, kita telah berada di bulan Agustus dan sebentar lagi bangsa Indonesia akan merayakan 17 Agustus 1945 sebagai hari kemerdekaan Republik Indonesia. Jika dihitung pada saat Indonesia diproklamirkan kemerdekaannya oleh Bung Karno dan Bung Hatta sampai 17 Agustus 2016, maka usia Republik Indonesia sudah mencapai 71 tahun.

Jika diukur dengan usia manusia, maka Republik Indonesia sudah memasuki usia yang tua.  Akan tetapi, prestasi yang dicapai untuk mewujudkan tujuan Indonesia merdeka yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan Pancasila, khususnya dalam bidang sosial, masih sangat jauh dari yang diharapkan, sehingga pantas kita sampaikan rasa prihatin yang mendalam.

Makna prihatin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah bersedih hati, waswas, bimbang (karena usahanya gagal, mendapat kesulitan, mengingat akan nasibnya, dan sebagainya).  Sedang kata memprihatinkan berarti  menimbulkan rasa prihatin; menyedihkan.

Kalau kita melihat kesenjangan sosial yang terjadi di kalangan bangsa Indonesia setelah 71 tahun Indonesia merdeka, maka sebagai sosiolog dan aktivis pergerakan, saya amat sedih.

Tidak Menolerir Kesenjangan

Setidaknya ada lima alasan yang mendasari, saya amat prihatin setelah melihat kesenjangan sosial yang amat lebar dikalangan bangsa Indonesia.

Pertama, alasan ideologis.  Bangsa Indonesia yang diproklamirkan Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945,  telah menetapkan ideologi negara Republik Indonesia ialah Pancasila.   Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, dan sila terakhir, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.  Ketiga sila dari Pancasila yang dikemukakan diatas,  secara tersirat dan tersurat menegaskan pentingnya mewujudkan keadilan sosial.  Kesenjangan sosial yang terjadi dikalangan bangsa Indonesia merupakan antitesa dari keadilan sosial.

Oleh karena itu, berdasarkan alasan ideologis, maka kesenjangan sosial yang terjadi di kalangan bangsa Indonesia, harus dilawan – tidak boleh dibiarkan karena bertentangan dengan ideologi Pancasila dan tujuan Indonesia merdeka.

Kedua, alasan teologis. Semua agama di Indonesia, tidak menolerir kesenjangan sosial,   karena bertentangan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Semua agama di Indonesia,  terutama agama Islam yang dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia, dengan tegas menolak kesenjangan sosial yang terjadi di Indonesia.  Bahkan dalam Alqur’an surat Al-Maun, Allah menegaskan bahwa mereka yang mengabaikan dan tidak peduli anak-anak yatim dan orang-orang miskin dikategorikan sebagai pendusta agama (yukazzibu biddiin). 

Di kalangan bangsa Indonesia, masih sangat banyak orang-orang miskin yang disebut dalam Alqur’an “Al-mustadh’afiin” (orang-orang yang lemah dan tidak berdaya).   Mereka itu akan tetap miskin, marjinal dan terpinggirkan kalau negara tidak hadir untuk memberdayakan dan memajukan mereka.

Cara mengatasi mereka yang miskin, marjinal dan terpinggirkan tidak lain dan tidak bukan kecuali melalui pendidikan sesuai petunjuk Alqur’an yang tercantum surat Al’alaq ayat 1-5, yang memerintahkan kepada manusia untuk membaca dan menulis.  Membaca dan menulis merupakan pilar utama dalam pendidikan. Pendidikan yang dimaksud ialah pendidikan formal serta pendidikan informal dengan memberi kepakaran (skill) kepada seluruh bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun