Mohon tunggu...
MuSa
MuSa Mohon Tunggu... Freelancer - HAnya laki laki biasa

menulis ketika ada kegelisahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merakyat!

7 Juli 2017   19:23 Diperbarui: 7 Juli 2017   19:33 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apakah merakyat itu ?? Istilah merakyat sering kita dengar melekat pada calon pemimpin maupun pemimpin yang telah mendapat amanah. Kata merakyat dilekatkan kepada seseorang guna menarik simpati pemilih. Indonesia, di era Demokrasi sosok merakyat sangat melekat kepada President ke-7. Karena Istilah merakyat, pada pemilu 2014 kala itu ketika masih berstatus Capres, Jokowi berhasil menarik simpati 70 juta lebih suara rakyat indonesia.

Lalu apakah merakyat itu, apakah merakyat itu itu identik dengan Kesederhanaan dan keterbatasan ?? Apakah ketika calon pemimpin kita yang menggunakan fasilitas dibawah standar yang telah diberikan kepadanya lantas kita sebut MERAKYAT. Apakah mereka calon pemimpin kita yang dari sisi kemapanan sangatlah mapan dan ketika ditengok dari sisi penampilan sangatlah sederhana yang kita namakan MERAKYAT. Atau ketika mereka para pemimpin kita yang berfose dengan rakyat rakyat kecil yang penghasilannya pas pas yang kita sebut MERAKYAT ???? atau mereka yang berprilaku diluar kewibawaan mereka sebagai Pejabat atau orang terpandang kita sebut MERAKYAT ???

Saya berpandangan bahwa jika persepsi kita seperti gambaran diatas tentang merakyat bisa dikatakan bahwa hal tersebut merupakan bagian rasa pesimistis kita akan pemimpin pemimpin terdahulu.

Merakyat, seyoginya merupakan bentuk kepedulian, simpatik, jujur, dan berkomitmen. Merakyat tidak harus selalu identik dengan Kesederhanaan dan keterbatasan. Tapi merakyat melekat bagi mereka mereka yang peduli, mereka yang simpatik. Mereka yang jujur dan berkomitmen.

Saya teringat dengan salah satu tayangan TV Swasta, yang menampilkan sosok dr. Lie Agustinus Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV sebagai nominasi Liputan 6 dot com. Dimana sosok dr. Lie mendirikan Rumah Sakit Apung yang melayani pasien di daerah miskin dan terpencil secara Gratis atau Cuma Cuma. Kepeduliannya akan Rakyat kecil dia tunjukkan dengan pengorbanan "Melayani dengan setulus Hati". Salah satu kata yang menjadi inspirasi saya setelah mebaca biografi beliau adalah kalimat yang dititipkan Ibunya kepada beliau ketika masih kecil

                ...Lie, kalau kamu jadi dokter, jangan memeras orang kecil atau orang miskin. Mungkin mereka akan membayar kamu berapapun tetapi diam-diam mereka menangis di rumah karena tidak punya uang untuk membeli beras - Pek Leng Kiau (Ibu Lie Dharmawan).

Inilah mungkin sedikit gambaran kita akan bagaimana sosok MERAKYAT....MERAKYAT tidak harus Memimpin. Tapi Karena PEDULI. Tapi, jikalau karena Memimpin bisa menjadikan mereka lebih peduli, itu lebih baik lagi. Karena yang dibutuhkan adalah Komitmen. Bagaimana komitmen akan visi mereka. Bukan karena ekspose media.....

Karena rakyat adalah AMANAH bukan alat buat mencari popularitas. Kebijakan mengatasnamakan Rakyat, tapi apakah mereka pernah bertanya, apakah kebijakan itu menebar senyum atau justru tetes air mata.................................!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun