Mohon tunggu...
Murwat
Murwat Mohon Tunggu... wiraswasta -

Trimo Ing Pandum

Selanjutnya

Tutup

Humor

(Guyon) Apakah Kamu Kemudian...

18 November 2013   22:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:59 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Salah satu alasan kenapa  saya lama tidak ngompasiana adalah saya sedang memperbanyak menonton tivi. Apa yang sebenarnya kemudian membuat saya sangat serius menonton tivi? Apa yang kemudian menjadi tujuannya? Dan apa yang kemudian saya dapatkan dari kegiatan itu?

Saya banyak menonton tivi karena ingin pintar.  Dan benar rupanya belakangan ini saya menemukan tren baru dalam berbahasa lisan. Saya menemukan satu kata yang sangat sangat sering dipakai oleh politisi, pejabat, para pengamat, juga para pembawa acara tivi. Jikalau ada orang penting berbicara tanpa menggunakan kata ini akan tampak bodoh di mata saya.  Sekali lagi di mata saya, yang mulai kelilipan serpihan kaca tivi tabung.

Kata itu adalah "kemudian". Nah kemudian setelah saya merasa bisa niru-niru gaya mereka, hasilnya kemudian saya berani ngompasiana.  Malam ini kemudian saya menulis adalah untuk pamer kepada pembaca kalau kemudian saya ini sekarang lebih pintar.  Adapun kemudian jika ada pembaca yang tidak menganggap saya pintar, merekalah yang kemudian saya anjurkan untuk memperbanyak menonton tivi.  Jangan kemudian ngompasiana melulu. Bukankah ngompasiana masih gratis tidak dibayar? Terus kemudian apa yang membuat mereka betah?

Seandainya kemudian tulisan pamer saya ini dibaca banyak orang dan dikomentari banyak orang, saya hanya mohon komentar yang santun.  Jangan kemudian mengolok olok gaya bahasa saya.  Karena si pengolok olok inilah yang kemudian akan saya sarankan untuk banyak-banyak menonton tivi dulu.  Supaya kemudian bisa mengacungkan jempol kepada saya.

Setelah menulis postingan ini, saya akan mengusulkan agar Kompasiana kemudian mempertimbangkan untuk memberi bayaran kepada para penulisnya. Kalaupun sekarang belum mampu, ya...bolehlah nanti dikasih uang pensiun. Wong kata tivi anggota DPR saja yang koruptor masih mendapatkan uang pensiun, masak sih kemudian para penulis gratisan yang jarinya pada gempor tidak kemudian mendapatkan pensiun? Apakah tidak kemudian menjadi lakon yang lucu?

"Mau tanya. Apakah kemudian yang akan kamu lakukan? Apakah kemudian kamu mau potong tangan? Apakah kemudian kamu mau gantung diri ditiang jemuran?"

"Saya mau makan siang"

"Benar rupanya kemudian kamuedian tenan!!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun