Mohon tunggu...
Taufik Mulyadin
Taufik Mulyadin Mohon Tunggu... Guru - Seorang pembelajar sepanjang hayat

Pendidik di Tatar Sunda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meneropong Masa Depan Kuliah Online di Indonesia

3 Juni 2016   03:45 Diperbarui: 3 Juni 2016   06:07 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak kemuncullannya di awal 1980an sampai saat kini, internet telah tumbuh pesat dan membawa banyak perubahan pada dunia. Dengan internet, setiap orang dapat terhubung lebih cepat, mudah, dan luas tanpa terbatas ruang dan waktu. Hal inilah yang menyebabkan makin banyak orang menggunakannya. Selain itu, keberadaan internet telah berhasil mematik ragam inovasi di berbagai bidang, tak terkecuali pendidikan. Bahkan seorang ilmuwan terkemuka dari Stanford University, Sebastian Thrun, menyatakan bahwa internet akan merevolusi dunia pendidikan.

Di Indonesia, internet mulai banyak dimanfaatkan dalam aktivitas pendidikan, khususnya di perguruan tinggi. Banyak kegiatan akademik yang telah dilakukan secara online, mulai dari pencarian informasi, bahan ajar, komunikasi antara mahasiswa dan dosen, pengumpulan tugas, sampai pelaporan nilai. Dalam proses pembelajaran, telah banyak dosen yang mulai menggunakan kelas hybrid dengan menggabungkan perkuliahan tatap muka dan online. Namun, masih sangat sedikit praktisi maupun lembaga perguruan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan kuliah online secara total. HarukaEdu (lihat https://harukaedu.com/) bekerjasama dengan berbagai praktisi, profesional, dan perguruan tinggi terbaik menjadi bagian dari pelopor kuliah online di Indonesia.

Sementara di Indonesia masih menjadi barang baru, kuliah online telah populer dan banyak dilakukan di negara-negara maju. Salah satunya adalah Amerika yang dikenal sebagai negara yang memiliki banyak universitas berkelas dunia. Di Amerika, kuliah online mulai dirintis di awal tahun 2000an di kampus Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kemudian kuliah online dilakukan lebih masif di Stanford University pada tahun 2011 yang digagas oleh Sebastian Thrun dan Peter Norvig. Hanya dalam waktu dua hari sejak dibuka pendaftaran, sepuluh ribu orang telah mendaftar pada kuliah online tersebut. Mahasiswa yang mendaftar tidak hanya berasal dari Amerika, tapi juga dari berbagai belahan dunia lainnya. Bahkan, setelah menyelesaikan kuliah online, sebagian besar dari mereka mendapat tawaran bekerja di berbagai perusahaan terkemuka. Sejak itulah, banyak universitas dan lembaga lainnya yang mengikuti langkah tersebut dengan membuka program kuliah online. Sejak itu pula kuliah online mulai menjadi tren yang merambah negara lainnya, tak terkecuali Indonesia.

Bukan tidak mungkin kisah sukses kuliah online di Amerika terjadi pula di Indonesia. Terlebih Indonesia memiliki banyak potensi yang membuatnya menjadi lahan subur untuk kuliah online tumbuh dengan pesat. Pertama, mayoritas penduduk Indonesia adalah usia muda. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2015, lebih dari 67% dari total jumlah penduduk berada pada rentang usia 15 sampai 60 tahun. Dalam beberapa tahun kedepan, golongan ini akan didominasi oleh generasi Z yang disebut oleh jurnalis Amerika Tim Elmore sebagai generasi touch-screen. Bukan tanpa alasan Elmore memberikan julukan tersebut karena generasi Z tumbuh di era digital di mana mereka terbiasa menggunakan teknologi media dan komputer canggih dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga dunia online menjadi dunia kedua bagi mereka yang tak terpisahkan.

Potensi lainnya adalah Indonesia memiliki pengguna internet yang cukup besar. Berdasar data yang diterbitkan CNN Indonesia dari hasil survey APJIII dan PusKaKom UI di tahun 2015, terdapat 88,1 juta pengguna internet di Indonesia atau lebih dari 34% dari total jumlah penduduknya. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat dan sebagian besar dari mereka ada pada usia sekolah dan kuliah. Selanjutnya, infrastruktur penunjang jaringan internet semakin meningkat dan membaik. Sudah menjadi rahasia umum bahwa jaringan internet di Indonesia dikenal ‘lemot’. Tapi tidak kita pungkiri, pemerintah Indonesia yang juga didukung oleh berbagai pihak terus berupaya untuk membangun infrastruktur agar layanan internet makin baik dan lebih luas jangkauannya ke seluruh pelosok tanah air. Terakhir, pemerintah dan masyarakat Indonesia cukup terbuka dengan inovasi dan perubahan. Bisa kita lihat, betapa mudah dan cepatnya berbagai perkembangan teknologi diterima di Indonesia. Dalam satu dekade terakhir saja, perkembangan teknologi khususnya internet (baca: online) telah mengubah wajah bisnis, transportasi, sosial, bahkan politik Indonesia. Sikap terbuka inilah yang menjadi modal penting agar kuliah online bisa diterima dan dilakukan secara luas.

Dengan jumlah penduduk usia muda yang terus tumbuh, pengguna internet yang terus meningkat, infrastruktur yang membaik, dan keterbukaan pada inovasi, besar kemungkinan kuliah online di Indonesia akan terus berkembang dan menjadi solusi untuk mengatasi minimnya akses dan pemerataan pendidikan tinggi di Indonesia. Menurut data BPS di tahun 2015, hanya 17 dari 100 orang yang dapat menikmati pendidikan tinggi. Dua hal yang menjadi penyebab utama masalah ini terjadi, biaya dan kondisi demografis. Dengan kuliah online, biaya kuliah dapat ditekan cukup signifikan. Sebut saja biaya sewa atau perawatan gedung, fasilitas penunjang kelas, kertas modul dan ujian, transportasi, dan akomodasi yang biasa ada di kuliah konvensial dapat dipangkas jika menggunakan kuliah online. Selain itu, mahasiwa dan dosen dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih fleksibel kapan dan di mana saja tanpa khawatir terkendala kondisi demografis. Dengan kata lain, kuliah online seperti yang dilakukan oleh HarukaEdu akan dapat membuat pendidikan tinggi makin terjangkau, berkualitas dan terbuka bagi seluruh anak bangsa dari Sabang sampai Merauke.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun