Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Petani, Ada Apa dengan Kita

25 Juni 2019   08:08 Diperbarui: 25 Juni 2019   08:09 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi petani bukan pekerjaan pelarian atau tak berkelas. Tapi, sebuah kemulian. karena manusia pasti butuh makan untuk hidup.

Revolusi Pertanian yang dicanangkan pemerintah dalam target swasembada pangan di tanah air pada saat ini sangatlah diharapkan oleh petani. Upaya pembangunan infrastruktur megaproyek yang telah dilakukan pemerintah seakan masih dalam tahapan. Dan harus berkelanjutan bukan hanya sebatas pada titik ‘sudahlah’ beralih pada perencanaan yang lain.

Pembangunan waduk, irigasi, jalan, listrik, jembatan, pasar besar kontribusinya bagi petani. Diharapkan haruslah tetap bertahan dan berkelanjutan. Sebagai penyokong utama pertanian di tanah air. Didukung dengan modernisasi teknologi dan optimalisasi berbagai elemen-elemen yang berhubungan  dengan pertanian.

Sebuah Perempumaan “Jika kamu ingin berjalan cepat, maka berjalanlah sendiri. Tapi jika kamu berjalan jauh, maka berjalan bersama-sama” (Anymous). 

Artinya, secara visi atau pun tujuan yang dicanangkan pemerintah sebenarnya tergantung kita semua. Ketika tujuan diopresionalkan secara totality dari tingkat tertinggi dan terbawah bergerak secara bersama, besar kemungkinan canangan pemerintah akan berhasil. Swasembada pangan akan terwujud.

Koordianasi antara pemerintah dapat membantu daerah-daerah yang selama ini masih jauh tertinggal. Dalam menjaga stabilitas komiditi pertanian yang terkadang sangat dikecewakan. 

Stabilitas harga yang pasang surut, pemasaran hasil pertanian yang tidak tahu kemana, barang impor yang membanjiri pasar local, permainan para tengkulak yang mengakar, ketersedian pupuk terkadang langka, dan kurang pengetahuan tentang bertani baik yang disebabkan dari kurangnya penyuluhan-penyuluhan bersifat produktif.

Dalam pembangunan yang digalakkan pemerintah saat ini khususnya pembangunan infrastrukur harus diringi sebuah mekanisme atau pun sistem untuk mengontrol atau memantau polemik-polemik yang terjadi dibawah. Minimal informasi apa yang dibutuhkan petani. Harapan apa untuk menunjang kemajuan mereka.

 Salah satu indikator keterlambatan di daerah tertinggal karena kurangnya kepekaan real yang ada oleh pemerintah setempat. Atau campur tangan pemerintah dilapangan terhadap masalah yang sering terjadi.

Pembangunan Pertanian  ‘Infrastruktur dan Manusianya’

Banyak kritik-kritik tajam yang selalu disampaikan oleh sebagian orang yang dapat ditemukan di media social dan diskusi kedai kopi. Bahwa pemerintah saat ini lebih focus kepada pembangunan bentuk bukan pada sisi isi. Yaitu pembangunan manusianya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun