Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Antara Bahagia dan Kecewa

1 April 2019   09:56 Diperbarui: 1 April 2019   12:14 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrated by; pixabay.com

Hari kesembilan. Bulan Februari Tahun Dua Ribu Tiga Belas. Hari pertama aku masuk kerja. Tidak ubah seperti mahasiswa baru yang akan masuk dibangku perkuliahan. Dari lamanya menunggu. Ku bingung kalauada teman yang bertanya.


"Al, Kerja apa kini? Dimana kerjanya?"
"Ya, kerjanya dirumah. Hehehe... "
"Di tempat kau ada sekolah atau Kantor-kan?"
"Ya, ada! Ada Kantor. Tapi, Kantor Desa! Hehehe..."
"AL ada info BANK penerimaan karyawan Loh. Entar ku SMS..."
"Ok.Thank, Friend!"

Dalam pikirku, mana ada tes di BANK dengan tinggi badan aku yang segini. Kasih info yang benar-benar wae...nyindir apa guyonan hehehe. Ini baru teman bertanya, lebih susah dijawab kalau keluarga dan tetangga yang bertanya? Dijawab salah tidak dijawab salah, jadi simalakama. Dan honornya jadi panjang "trending topic" acara gossip di TV kita. Lagi usaha Insyallah waktu dekat Nih! Mang-Bik.  Kalau dijawab tidak, pasti dan pasti celoteh mereka seperti kicau Burung Beo yang bersahutan melebihi komentator acara Bola.

Emang nenekku yang punya Negara? emang mudah cari kerja, memang kamu bisa kasih kerja, kamu kerja apa? nganggur indentik bagi tamatan sekolahan itu salah kapra. Bertani dan berdagang itu bukan nganggur. Yang nganggur itu orang yang cuma makan tidur tidak punya kegiatan. Kalau ribuan bahkan jutaan serjana nunggu tes, mana mungkin pemerintah menyiapkan. Tes pun tidak tentu, kadang dua tahun terkadang sampai lima tahunan baru dibukak yang antrean pun semakin bertambah dan usiapun terbatas. 

Sekolah itu gunanya adalah menciptakan peradaban pola pikir untuk  generasi, punya wawasan yang berguna untuk dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara. Sekolah yang didirikan pemerintah adalah wadah mencerdaskan. Inilah sekelumit paradigma yang salah hingga saat ini. Cari kerja...! atau menciptakan pekerjaan minimal untuk diri sendiri dan tidak merugikan orang lain. Jadi penonton memang lebih pintar dari pemain, dalam hatiku.

Pada pukul setengah lima pagi aku terbangun dari pulau mimpi tempat berangan-angan, tumben! biasanya pukul tujuh baru bangun. Iya, hari ini pertama kumasuk kerja. Melompat walau mata masih terasa berat, ambil wudhu dulu Akh! Sholat Shubuh. Usai Sholat cekikikan sendiri kecepatan sholat tanpa melihat waktunya.

 Masjid didepan rumah baru bergema, aku telah selesai sholat Shubuh. Kerajinan, terkenang 'waktu masih kecil kalau lagi lebaran sering mandi cepat agar bisa pakai baju baru. Ini modal, pena Snowman dan buku Binder bekas kuliah dulu yang penuh coretan berisikan ilmu campuran, satu buku berisi ringkasan banyak ilmu dalam tas perjuangan.

Pukul menujuk angka enam pagi kubergegas mandi takut terlambat kerja. Lekas mandi kukenahkan baju dan celana lama yg tidak pernah lagi aku pakai pada tubuhku, Nih! pakaian andalan yang aku setrika kemarin. Setelah rasa-rasa rapi kupandang lekat-lekat di cermin, Wooow, calon Pejabat Kabupaten Rejang Lebong hehehe,  cekikikan dalam kamarku. 

Persetan orang mau bilang apa tentang pakaian dan sytle ku, yang beli dan kenahkan juga aku. Mungkin kerena aku orangnya tak suka fashion jadi koleksi baju itu-itu aja. Tanpa menunggu makan pagi aku meluncur ke tempat kerja. Tanpa sarapan pagi. Tapi, kopi hitam cap Chang-E sudah kuminum. Buruk kalau tidak minum kopi pikirku.

Jam tujuh kutiba ditempat kerja baruku Berbekal SK penempatan. Ku menuju tempat kerja. Hehehe, aku tertawa ruangnya masih tertutup bahkan lampupun belum mati, dan tidak ada satupun orang, kepagian pikirku. Aku tertawa sendiri. Sambil menunggu, mondar-mandir, celingak-celinguk aku berjalan dikisaran tempat kerja, berjemur di bawah terik matahari pagi yang juga baru muncul.


Tak lama ruang pun dibuka. Seorang ibu. Berseragam. seperti anak SMK lagi praktek memegang sapu. Untung sapu kalau pedang lari dulu 'Pikirku'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun