Mohon tunggu...
MUH.TAKDIR
MUH.TAKDIR Mohon Tunggu... Programmer - MUH.TAKDIR

Mahasiswa Teknik Komputer Universitas Amikom Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ulumanda dalam Akses Derita

9 Mei 2019   00:24 Diperbarui: 9 Mei 2019   01:18 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ulumanda adalah nama sebuah Kecamatan merupakan salah satu dari 8 Kecamatan yang ada di Kabupaten Majene Sulawesi Barat. Luas wilayah Kecamatan Ulumanda tercatat 456 km2 atau sekitar 48 persen dari total luas Kabupaten Majene. Secara geografis, di Kecamatan Ulumanda banyak dijumpai aliran sungai dan pegunungan.

Tercatat ada sekitar 26 sungai yang mengaliri wilayah Kecamatan Ulumanda atau sekitar 30 persen sungai yang ada di Kabupaten Majene dan sekitar 6 pegunungan yang membentang di wilayah ini. Desa Popenga merupakan desa terluas di Kecamatan Ulumanda dengan luas 126.69 km2 atau sekitar 28 persen luas kecamatan. Sedangkan desa terkecil adalah Desa Sulai dengan luas hanya 12.52 km2 atau sekitar 3 persen luas kecamatan Ulumanda.

Sebuah Kecamatan tertinggal karna berada jauh dipedalaman daerah pegunugan dimana yang nampak disekeliling hanyalah hutan belantara. Jaringan untuk telepon selulerpun sangat sukar kita dapati. Penduduk desa setempat harus menempuh jarak sekitar 5 km dengan berjalan kaki jika hendak menghubungi anggota keluarga ataupun kerabatnya yang berada jauh dikota.

Tempat Dusun Lombe ( Akses Jaringan )
Tempat Dusun Lombe ( Akses Jaringan )
PLTA(Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang digunakan penduduk setempat untuk penerangan saat malam harinya telah rusak pada pertengahan Oktober lalu akibat bendungan pinggiran Desa Tandealolo itu jebol setelah hujan deras mengguyur selama beberapa jam dan bendungan yang telah berdiri hampir 7 tahun tak mampu menahan derasnya luapan sungai. Kondisi penduduk saat ini tak terlalu baik hampir sama dengan kondisi akses jalan menuju Kecamatan ini.

Jalan penghubung beberapa desa pada kabupaten yang berbeda itu telah lama rusak parah. Telah bertahun-tahun jalan yang menjadi jalur bagi penduduk desa-desa terpencil di kecamatan ulumanda tak kunjung mendapat perbaikan. Sehingga hasil garapan pertanian dan hasil bumi yang mereka hasilkan didesa-desa itu sulit untuk dijual kepada pedagang-pedagang serta penduduk yang bermukim disekitar jalan Trans Sulawesi.

Jika kita menilik kemasa lalu dulu saat desa ini masih sangat terisolasi dari kehidupan kota penduduk setempat menggunakan kuda sebagai transportasi melewati rimba untuk membawa hasil pertanian mereka yang hasil dari menjualnya itu sangat tak sebanding dengan tenaga dan keringat yang mereka keluarkan.

Meski demikian penduduk tak pernah merasa dirugikan dengan hasil yang mereka peroleh. Banyak penduduk yang pulang larut malam saat cuaca sedang tak bersahabat dan mereka harus menunggu beberapa jam untuk dapat kembali mangayun langkah menuju Ulumanda.

Setelah zaman semakin maju masyarakat desa-desa terpencil itu diliputi harapan agar pembangunan dapat diarahkan kedaerah mereka meski hanya sebatas pada perbaikan Infrastruktur jalan agar mereka tak terlalu kesulitan untuk berdagang. Selang beberapa tahun setelah kota dimanjakan oleh pembangunan dan sarana prasarana yang modern. Terdengar kabar bahwa akan ada perbaikan jalan menuju Kecamatan Ulumanda.

Penduduk desa bersuka ria menyambut kabar gembira yang telah lama dirindukan datangnya itu. Berbagai acara digelar didesa-desa sebagai simbolisasi kesyukuran penduduk kepada Pencipta jagad raya ini. Beberapa hari setelah kedatangan kabar gembira gembira itu suara mesin eskafator mulai terdengar dari balik pegunugan menuju Ulumanda.

Pembangunan dan pembukaan jalan menuju Kecamtan Ulumanda telah dimulai. Hingga beban hidup yang selama mereka gandeng serasa lepas terbang bersama gas karbondioksida yang timbul dari balik punggung mesin-mesin perkasa itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun