negeri surgawi 1
(o/: Ema M.Langguhe)
negeri tanpa mata angin :
atas bawah dara lao*
tiap langkah pergi pasti kembali
tiap tawaf mengedari giri melintasi nusa berbatas samudera
negeri suci peraya harmoni:
menikmat jumat meski satu shaf
merapal kidung minggu meski satu lagu
pun mendekap adab semesta meski satu ajaran
negeri kaya berpesta kesederhanaan:
tanpa nasi, sekadar sagu-pisang-batata beradu cumi
tanpa perisa, sekadar ikan bakar berbalut air laut
tanpa alat, sekadar alas daun sendok ranting
negeri banal tanpa sinyal :
setiap masalah dituntaskan
tanpa menikam di belakang
setiap cerita diutuhkan tanpa prasangka - foya
setiap laga dihelat terbuka tanpa berita maya
 (Halmahera Timur, 08 April 2017)
Keterangan :
Di Maluku Utara, karena wilayahnya bentuk pulau, kalimat 'dara' & 'lao' menggantikan kedudukan benda 'atas' dan 'bawah'. Semisal, "Buku yang ditaruh di atas meja jatuh ke bawah (meja)", maka masyarakat akan wicara :"Buku yang dong ada taro di meja, di dara ada jatong ke lao". Orang Ternate jika menyebut Jawa / Jakarta; 'pergi / terbang ke Jakarta' dengan kalimat : 'pigi ke lao (Jakarta)'.Â
Arah Utara, Timur, Barat & Selatan tidak dikenal kecuali sekadar bahasa administrasi wilayah (Halut, Halbar, Haltim, dsb.). Semisal, di Pulau Ternate : karena arah utara (Ternate Utara) sering terkena erupsi lahar gunung karena daerah rendah maka masyarakat mengganti arah utara dengan kata 'bawah' dan sebaliknya. Kampus Unkhair di Ternate Utara (dekat bandara) disebut 'kampus bawah' dan kampus di Ternate Selatan disebut 'kampus atas'. Â
Wallahu a'lam...hanya Tuhan dan orang Ternate (Malut) yang tahu.