Mohon tunggu...
Muh Arbain Mahmud
Muh Arbain Mahmud Mohon Tunggu... Penulis - Perimba Autis - Altruis, Pejalan Ekoteologi Nusantara : mendaras Ayat-Ayat Semesta

Perimba Autis - Altruis Pejalan Ekoteologi Nusantara : mendaras Ayat-Ayat Semesta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menanam Pohon: Perayaan Kehidupan

8 September 2017   13:08 Diperbarui: 8 September 2017   13:36 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENANAM POHON : PERAYAAN KEHIDUPAN [1]

Oleh : Muh. Arba'in Mahmud [2] 

 

Tahukah pembaca tanggal 28 November ini adalah Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan bulan Desember ini adalah Bulan Menanam Nasional (BMN)? Artikel ini ditulis sebagai apresiasi kegiatan Kuliah Umum dan Penanaman Pohon di Universitas Khairun (Unkhair) Ternate dalam rangka peringatan HMPI-BMN tersebut, bertema "Pohon dan hutan rakyat untuk kehidupan, kesejahteraan dan sumber devisa negara". Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (Dirjen PDAS-HL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Unkhair.

Berawal dari Bencana Ekologi

Semenjak dua tahun terakhir, Ternate mengalami bencana ekologi, yakni krisis air dan kebakaran hutan. Krisis air bermula dari kondisi mata air Ake Gaale, yang digunakan sebagai sumber mata air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Ternate, tercemar dan berubah rasa menjadi salobar/payau/asin. Air salobarini banyak dirasakan para konsumen PDAM yang hingga tahun 2015 tercatat 20 ribu orang, khususnya di wilayah Ternate Utara. Direktur PDAM, Syaiful Djafar, mengakui telah terjadi intrusi air laut dan eksploitasi berlebihan di sumber air Ake Gaale (kabarpulau.com).

Ironisnya, satu penyebab salobar--nya mata air tersebut adalah adanya komersialisasi air oleh pihak PDAM yang memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) 'Ino Oke'. Menurut Adlun Fikri, hal ini merupakan bentuk menjadikan air menjadi suatu komoditi. Air telah berubah status dari public goods menjadi private goods, sebagai barang langka bernilai ekonomis tinggi (anaksawai.blogspot.co.id), sehingga memicu protes dari sebagian masyarakat Ternate dan para aktivis lingkungan (Malut Post,5/4/2016).

Bencana ekologi kedua adalah kebakaran hutan di lereng gunung Gamalama, tepatnya di tujuh kelurahan, yakni Tubo, Jati, perbatasan Moya-Marikurubu, Dufa-dufa, Sango, Kulaba, dan Sabia(Malut Post, 23/9/2015). Dalam peristiwa ini pihak pemadam kebakaran kewalahan karena begitu banyaknya titik kebakaran. Lokasi kebakaran di gunung-gunung dan lembah susah dijangkau sehingga tidak bisa dilakukan pemadaman. Ribuan pohon cengkeh dan pala yang menjadi salah satu sandaran hidup sekaligus identitas sosial-budaya masyarakat Ternate tersebut turut terbakar.

Ya! Cengkih dan pala merupakan identitas sosial-budaya masyarakat Ternate dan Maluku Utara pada umumnya. Secara historis, Ternate adalah negeri penghasil rempah-rempah. Bahkan, Cengkeh Afo1 dan 2 (Afo =Pohon Kayu Besar) merupakan cengkeh tertua di dunia, saksi bisu sejarah kolonialisme di Nusantara (ternateheritage.com). Pada abad keenam, untuk pertama kalinya cengkeh dikenal oleh bangsa-bangsa Eropa yang akhirnya mendorong pelaut Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda berlayar ke bumi Moloku Kie Raha (Maluku Utara).

Untuk mencegah potensi bencana ekologi, Walikota Ternate, Burhan Abdurrahman, membuat kebijakan penanaman pohon, selain memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH) dan melarangalih fungsi kawasan hutan. Sebelumnya, pada tahun 2013, Ternate pun telah mendapatkan penghargaan Presiden sebagai juara II Penanaman Satu Milyar Pohon Tingkat Nasional 2012, tingkat Walikota (Malut Post, 03/12/2014).

Mengapa Pohon?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun