Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menonton Aksi Si Kecil Miko Memerah Susu di Takengon

28 Juni 2017   20:13 Diperbarui: 28 Juni 2017   20:29 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si kecil Miko sedang memerah susu sapi (Foto: dokpri)

Libur panjang terasa sedikit membosankan apabila seluruh waktu dihabiskan di rumah. Mata hanya bisa melihat dinding dan furnitur dari itu ke itu saja. Ujung-ujungnya mata makin meredup, dan berakhir dibalik selimut.

Merasakan kondisi seperti itu, wajar sekali langkah yang dipilih oleh para pemudik. Mereka  tidak ingin terjebak suasana monoton, perlu suasana baru diluar rumah. Makanya, para pemudik berupaya keras untuk pulang kampung meskipun harus menghadapi kemacetan.

"Membunuh" rasa bosan bukan perkara mudah. Salah satunya, harus mencari tempat baru yang sama sekali belum pernah didatangi. Dimana tempat itu? Hampir tidak ada. Pasalnya, semua tempat menarik yang ada disekitar kita, pasti sudah pernah dikunjungi.

Membunuh Rasa Bosan

Begitulah suasana hati yang saya alami saat menghabiskan libur panjang tahun ini. Pilihan terakhir jatuh kepada media sosial. Salah satunya membuka laman Facebook, membaca status dan komentar teman-teman. Berharap, sedikit banyak akan berhasil "membunuh" rasa bosan.

Saat mengutak-atik laman Facebook, terbaca postingan Pak Sukarman, peternak sapi perah dari Buntul Pediwi, Takengon. Disana, dia menceritakan produksi susu yang dihasilkan oleh sapi peliharaannya.

"Ini menarik," bisik hati saya.

Menonton Pak Sukarman memerah susu sapi, dapat menjadi  salah satu solusi untuk "membunuh" rasa bosan. Seketika itu, saya kirim pesan via messenger kepada Pak Sukarman.

"Pada hari apa saja aktifitas memerah susu sapi," tulis saya.

"Setiap hari, mulai pukul 16.00 WIB," balas Pak Sukarman.

"Besok boleh saya datang?" tanya saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun