Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Diet Alami dengan Kopi

25 April 2013   21:34 Diperbarui: 4 April 2017   16:49 4511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1366900193801729326

[caption id="attachment_250097" align="aligncenter" width="538" caption="Ilustrasi: secangkir kopi dapat mengurangi selera makan (Foto: Syukri Muhammad Syukri)"][/caption] Kelebihan berat badan merupakan problem tersendiri bagi orang yang akan memasuki usia 40 tahun. Tanda-tanda akan datangnya gejala penyakit degeneratif mulai terlihat, seperti gejala asam urat dan naiknya kadar kolesterol. Apabila masalah kelebihan berat badan dan gejala penyakit itu dibicarakan dengan dokter, sarannya kalau tidak diet, tentu olah raga. Beberapa teman yang ingin langsing secara instan, tidak segan-segan meminum obat herbal (jamu) yang dijual bebas di pasaran. Efeknya, mereka mengalami diare akut, bahkan ada yang terkena dehidrasi. Ujung-ujungnya, mereka harus diopname di rumah sakit. Malah, kisah teman yang lain, ada yang mengalami komplikasi dan gagal ginjal. Kompasianer yang kelebihan berat badan jadi “ngeri sendiri” mendengar kisah yang dialami beberapa teman tersebut. Untuk apa langsing kalau ujung-ujungnya harus mengobati penyakit baru. Kemudian, kompasianer memilih olah raga untuk menurunkan berat badan. Parahnya, setelah olah raga ternyata selera makan makin meningkat. Rusaklah program diet yang disarankan dokter. Dua tahun lalu, kompasianer ditraktir teman sekantor makan siang disebuah warung ikan nila panggang, kawasan One-one Takengon. Sambil menunggu ikan nila itu matang, kami memesan kopi hitam. Pak Kariman, salah seorang teman, tidak sedikitpun menyentuh kopi itu. Menurutnya, jika kopi itu diminum sebelum makan dapat menyebabkan hilangnya selera makan. Memang, kompasianer belum pernah minum kopi hitam sebelum makan sehingga belum memahami efeknya. Menurut Pak Kariman, dalam tradisi minum kopi di kalangan warga Tanoh Gayo ditemukan istilah “perapat.” Dalam tradisi itu, “perapat” adalah menu penutup agar nasi yang sudah ada dalam perut makin padat dan kenyang. “Makanya setelah makan, tuan rumah pasti menghidangkan kopi yang berguna untuk perapat makanan dalam perut,” tambahnya. Antara percaya dan tidak, kompasianer nekad meminum kopi tersebut sampai habis. Benar seperti dikatakan Pak Kariman, perasaan kompasianer seperti kenyang. Selera makan berkurang, rasa lapar yang tadi tak tertahankan, kini telah hilang. Ikan nila panggang yang aromanya menyengat hidung, ternyata tidak berhasil memancing selera makan kompasianer. Siang itu, kompasianer tidak mampu menghabiskan sepiring nasi, malah ikan nila panggang itu hanya seperempatnya yang dapat dilahap. Itupun sudah dipaksa-paksa memasukkan dalam mulut. Disatu sisi, kompasianer kecewa karena ikan nila panggang tersebut jadi mubazir. Disisi lain, hati kompasianer berbunga-bunga karena telah menemukan teknik menekan selera makan secara alami. Apalagi setelah membaca penjelasan Katherine Zeratsky, RD,. LD, ahli nutrisi dari Mayo Clinic yang menjelaskan bahwa kafein dapat membantu sedikit menurunkan berat badan atau mencegah kenaikan berat badan (kompasdotcom, 6 Desember 2011). Sebagaimana diketahui bahwa kopi sejenis minuman yang mengandung kafein. Untuk kopi arabika (tandanya: biji besar), kadar kafeinnya sebesar 1,1% dari beratnya. Sedangkan untuk kopi robusta (tandanya: biji kecil), kadar kafeinnya adalah 2,2% dari beratnya. Meskipun kadar kafein kopi arabika lebih rendah tetapi aromanya lebih harum, dan rasanya lebih kuat. Sejak saat itu, kompasianer mulai membiasakan meminum secangkir kopi pahit (kopi arabika) sebelum sarapan pagi, makan siang maupun makan malam. Dampaknya, seenak apapun menu yang tersaji, karena pengaruh minum kopi sebelum makan, maka setengah porsi makanan (nasi) tidah berhasil kompasianer habiskan. Sampai hari ini, kompasianer masih terus membiasakan minum secangkir kopi pahit sebelum makan. Memang, berat badan kompasianer tidak turun secara signifikan, tetapi telah berhasil menekan lonjakan naiknya berat badan. Bagi mereka yang belum terbiasa minum kopi sebelum makan sering menyebabkan lambung menjadi perih, terutama jika yang dikonsumsi adalah kopi robusta. Kalau rekan-rekan kompasianer ingin mencoba teknik menurunkan selera makan dengan cara ini, sebaiknya yang dikonsumsi adalah kopi arabika tanpa gula. Selamat mencoba!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun