Mohon tunggu...
Muhammad Fadhli
Muhammad Fadhli Mohon Tunggu... Musisi - Wartawan Musik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Love of Idols , Kisah Fiksi Berlatar X Factor Indonesia, Fatin dan Mikha

2 Maret 2013   18:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:26 2668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1362247170725406540

Malam kian menyulamkan resah, Fatin kepikiran terus ucapan Kak Shena ketika break session latihan tadi siang. Mata Fatin jadi susah untuk terpejam, meski berulang kali dicobanya untuk menuruni alam bawah sadar, namun gagal, fikirannya masih terus di langit gulana. "Masa iya, Mikha suka ma aku? Usiaku kan masih segini? Belum pantaslah untuk pacaran gitu", kecamuk rasa di hati Fatin. "Apalagi sejak Gala Show 1, jadwal latihan kami padat banget, gak mungkinlah ada waktu bagi Mikha mikirin hal ginian. Aku dengan Mikha memang lumayan deket, dia sudah aku anggap saudara sendiri." hati Fatin tak henti menarikan rasa. Dia bangkit menghidupkan lampu kamar. Kak Shena sudah pulas tertidur, berselimut tebal yang menutupi badannya hingga lehernya. Fatin meraih botol air mineral untuk menuntaskan kering di tenggorokan, tiga kali regukan Fathin menaruhnya kembali di meja. Fatin kembali membaringkan raga, matanya masih sulit untuk diredupkan. Smartphone yang tergeletak di sisi kanan bantal diraihnya. Semoga saja segera membantu lelahkan fikirannya untuk lekas tertidur. Jemarinya pun berdansa di atas keypad hendak membuka halaman fb yang dikelolanya. Hingga hari ini sudah lebih dari seratus lima ribu orang yang menyukai halamannya. Seperti mimpi saja, berkat X Factor Indonesia kemana dia pergi banyak yang menyapa namanya. Kadang Fatin sempat lupa, dan keheranan, namun tersadar dia sudah banyak dikenal orang berkat ajang kompetisi musik yang diikutinya. Fatin tak membuat status malam ini di halamannya, hanya membaca komen-komen dukungan dari para penggemarnya. Tak lama akhirnya Fatinpun terseret ke alam tidurnya, dan jatuh ke dalam pusaran mimpinya. Wajahnya yang imut tersembul dari bantal empuk, di jelita mata yang tak nampak tertutup kelopaknya. Gadis baru remaja nan lugu, terpancar harapan cerah di wajahnya yang tak bercerca. Malam terus menuakan diri, seliweran mobil semakin jarang terdengar. (Bersambung).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun