Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mampukah Anies Baswedan Mewujudkan "Jakarta Tanpa Kabel"?

18 September 2018   08:24 Diperbarui: 18 September 2018   11:39 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melawai Jakarta Selatan, keruwetan kabel di udara merusak keindahan trotoar di bawahnya (Dokumentasi pribadi)

Beberapa hari lalu saya melintas di Melawai, Jakarta Selatan. Benar-benar hanya melintas. Bukan jalan-jalan sore lintas Melawai, seperti artis-artis remaja di awal 1980-an.

Awalnya saya mengagumi keindahan dan kerapihan trotoar sepanjang kedua sisi jalan Melawai. Tapi mendadak pandangan saya terganggu, saat menoleh ke atas, pada keruwetan aneka kabel yang bersiliweran di atas trotoar. Keindahan trotoar Melawai langsung terkorupsi karenanya.

Sambil gusar di hati, saya tiba-tiba teringat satu kota kecil di Mimika, Papua, namanya Kuala Kecana. Ada yang sudah pernah ke kota ini?  

Kuala Kencana itu  sebuah kota tanpa bentang kabel-kabel di udara. Hanya tajuk hijau pepohonan yang boleh mengisi udara kota. Maka jadilah dia sebuah kota yang asri, resik, sedap dipandang mata. Semua kabel listrik dan komunikasi ditanam dalam tanah.

Sebenarnya sudah lama saya membayangkan Jakarta seperti Kuala Kencana. Punya udara yang bebas dari centang-perenang kabel-kabel listrik dan komunikasi.  Tidak seperti sekarang, udara kota metropolitan ini sarat juntaian rentang aneka kabel. Teramat ruwet, jelek, bikin mata sepet.

Terhitung sejak Gubernur Soewirjo (1945) sampai Gubernur Anies Baswedan (2017), sudah 20 kali terjadi pergantian periodik Gubernur Jakarta. Tapi tak satu gubernur pun yang berhasil mengatasi keruwetan kabel-kabel di udara Jakarta.

Bahkan dua orang gubernur yang terkenal sebagai "perombak" Jakarta, Ali Sadikin dan Basuki T. Purnama, juga tak mampu mengatasi keruwetan kabel-kabel itu. Yang ada justru tambah ruwet dari satu gubernur ke gubernur berikutnya.

Tapi sekarang mungkin saat yang tepat untuk berharap pada Gubernur Anies Baswedan. Sebab jika dia mau dan bisa mengatasi keruwetan kabel-kabel itu, maka itu akan menjadi prestasi pembeda sekaligus penanda hebat baginya, dibanding para gubernur sebelumnya.

Jika Anies Baswedan hanya membangun uderpass/flyover baru, mengganti JPO dengan Pelican Cross, memperlebar trotoar, lokalisasi PKL, membangun rusunawa (DP 0%?), mengeruk sungai/kanal, dan menerapkan sistem lalin gage dan ERP, maka dia tak lebih dari  sekadar "pelanjut", bukan pencipta "kebaruan".

Melawai Jakarta Selatan, bukan pameran seni instalasi, tapi instalasi tanpa seni (Dokumentasi pribadi)
Melawai Jakarta Selatan, bukan pameran seni instalasi, tapi instalasi tanpa seni (Dokumentasi pribadi)
Menjadikan Jakarta sebagai "Kota Tanpa Kabel Udara" jelas adalah sebuah kebaruan, sekaligus prestasi prestisius. Hanya Anies yang bisa melakukannya. Itu mimpi saya, tentu saja.

Tapi prestasi bermula dari mimpi siang bolong. Jadi bolehlah diusulkan agar Gubernur Anies pergi studi banding ke Kuala Kencana, Papua. Belajar cara menanam kabel dalam tanah di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun