Mohon tunggu...
Muhammad Rijal
Muhammad Rijal Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sindiran Al-Qur'an Agar Berpikir

24 Mei 2019   12:07 Diperbarui: 24 Mei 2019   12:13 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berpikir adalah suatu hal yang selalu muncul pada manusia. Sebab Tuhan telah menganugerahkan kepada makhluknya nikmat yang luar biasa, yaitu akal. Adanya akal membantu manusia untuk menghadapi berbagai persoalan dan mendorongnya agar berpikir.

Namun sebagai makhluk Tuhan, apakah kita sudah menggunakan akal tersebut untuk berpikir secara baik dan jernih? Atau mungkin hanya setengah-setengah saja cara berpikirnya? Melihat kemajuan era sekarang ini, semua memang serba bisa dibuat praktis. Namun, di satu sisi bisa juga mengakibatkan orang menjadi pasif dan malas berpikir.

Al-Qur'an sering menyinggung agar manusia untuk selalu berpikir dan merenungi sekelilingnya. Cara itu tidak lepas untuk memberikan kesadaran kepada dirinya sebagai makhluk Tuhan. Banyak ayat Al-Qur'an yang menyebut dan menyindir hal ini, di antaranya adalah:

"Apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapa banyaknya kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik." (Q.S. Asy-Syu'ara [26]: 7).

"Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah mereka diciptakan." (Q.S. Ath-Thariq [86]: 5).

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (Q.S. Al-Baqarah [2]: 164)

Beberapa ayat Al-Qur'an di atas sudah memberikan isyarat kepada manusia, agar jangan mengabaikan untuk berpikir. Memperhatikan sekelilingnya dengan baik dan merenunginya adalah cara yang benar dan patut untuk disyukuri.
Berbagai kejadian yang ada di bumi, pergantian siang dan malam, perubahan musim dalam setahun, tentunya disertai dengan perenungan yang mendalam kepada Allah SWT yang menciptakan semua itu.  Sangat rugi sekali bagi manusia yang dianugerahkan akal, namun tidak bisa memanfaatkannya untuk merenungi berbagai kejadian yang luar biasa dari Allah SWT.
Perlu diketahui, bahwa Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertamanya yang berbunyi:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (Q.S. Al-'Alaq: 1-5)
Prof. Quraish Shihab dalam tafsirnya al-Misbah memberikan penjelasan bahwa ayat di atas, bukan hanya sekedar membaca. Karena dalam Kamus, kata Iqra' mempunyai aneka ragam arti. Beberapa artinya menelaah, membaca, mendalami, meneliti, dan sebagainya.
Nabi Muhammad SAW disuruh untuk membaca wahyu-wahyu Tuhan yang sebentar lagi banyak diterimanya, dan membaca alam serta masyarakatnya. Bacalah agar bisa membekali diri dengan kekuatan pengetahuan. Semua itu dibaca dengan syarat menyertakan nama Tuhan.
Maka bisa dipahami bahwa Nabi Muhammad SAW bukan hanya diperintahkan untuk membaca saja, melainkan disertai dengan memikirkan atau memahami apa yang dibaca. Tidak lupa juga dengan menyertakan nama Tuhan yang menciptakan. Terlebih lagi Nabi Muhammad SAW dikenal dengan sebutan Ummi (tidak pandai menulis dan membaca)
Al-Ghazali dalam Ihya' Ulum al-Din menggambarkan berpikir itu, layaknya penyulut cahaya pengetahuan. Menurutnya, cahaya pengetahuan yang muncul dari pikiran dapat mengubah hati yang cenderung pada sesuatu yang tidak disenangi sebelumnya.
Apa yang dijelaskan di atas, menunjukkan bahwa Al-Qur'an mempunyai peran penting untuk memotivasi manusia agar berpikir dengan baik. Semakin banyak cara yang dipikirkan, semakin banyak juga cara menemukan jalan keluar dari masalah. Meski berpikir itu hal yang berat pada awalnya, namun akan ringan apabila sering diamalkan. Karena orang yang ingin berkembang dalam hidupnya, tidak akan pernah mengabaikan untuk berpikir.
Berpikir akan menimbulkan rasa penasaran, sebab manusia adalah makhluk Tuhan yang selalu ingin tahu. Meski sudah tahu apa yang dipikirkannya, manusia pasti ingin menggali lagi lebih dalam hingga bisa menemukan jawaban yang dipikirkannya. 
Apa yang dipikirkan bisa menjadi sebuah ucapan, tindakan dan melekat dalam diri kita. Berpikir yang tidak jernih, hasilnya akan negatif terhadap suatu ucapan dan tindakan. Oleh sebab itu, perlu hati-hati terhadap apa yang dipikirkan, karena dia akan menjadi bagian dari diri kita secara sadar atau tidak disadari.
Maka berpikirlah secara kritis tapi dengan cara yang positif dan jernih. Bagi penulis, agar bisa berpikir dengan jernih, bisa diambil dalam surah Al-'Alaq yang sudah disebutkan di atas, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan." Maka ayat tersebut bisa dipahami agar berpikir dengan selalu menyertakan Tuhan yang menciptakan seluruh alam ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun