Mohon tunggu...
Muhammad Rosyihan Hendrawan
Muhammad Rosyihan Hendrawan Mohon Tunggu... profesional -

Pribumi, sedikit melankolis, penikmat literasi, bibliofilia, librocubicularist, anggota Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII),

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ensiklopedi : Bacaan Cinta Pertama

6 Januari 2014   21:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:05 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setiap orang memiliki sejarahnya masing-masing, termasuk sejarah kapan mereka mulai mencintai bacaan. Tidak dimungkiri lagi banyak sekali faktor yang merangsang timbulnya kecintaan pada kegiatan membaca tersebut. Ada yang dipengaruhi oleh keluarga, teman hingga lingkungan sekitar.

Saya pun punya kisah tersendiri mengenai hal di atas. Semua berawal saat duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar, saya mulai semakin berminat akan kegiatan membaca. Dikarenakan Ayah dan Bibi saat setiap pulang mengajar di sekolah selalu membawa alat-alat peraga dan terkadang beberapa ensiklopedi bergambar melengkapinya. Mereka kadang meletakkannya di atas meja kerja mereka masing-masing dengan sangat rapi secara berurutan dari jilid pertama dan seterusnya. Tempatnya pun bisa terjangkau oleh anak kecil seperti saya saat itu.

Terkadang saat mereka sedang tidak di kamar, saya sering dengan diam-diam memainkannya, terutama alat peraga tata surya yang lengkap dengan gugusan planet-planet yang terbuat dari besi dan plastik.

Saat mereka melihat saya begitu senangnya memutar-mutar alat tersebut, mereka langsung melayangkan beberapa pertanyaan. Seperti "Memang kamu tahu itu alat apa?" Dan seperti anak kebanyakan saya hanya geleng-geleng kepala. Nah, disanalah mereka memberikan penjelasan sederhana tentang alat ini itu dan sebagainya.

Setelah selesai menjelaskan, mereka memberikan sebuah buku yang ukurannya besar sekali dan penuh gambar dilengkapi tulisan penjelas, lebih besar dari buku cerita yang sering saya lihat saat itu, dan tidak lain buku besar bergambar itu bernama ensiklopedi.

Ensiklopedi dengan ragam kalimat penjelas dan visualisasi yang unik membuatku jatuh hati pada kegiatan membaca, memang dimulai dari menyukai gambar-gambar yang ada pada setiap entri di dalam ensiklopedi tersebut, namun lama kelamaan tulisan di dalamnya juga membuatku penasaran akan makna gambar-gambar tersebut di samping terus membolak-balik relasi antar-entri.

Maka kalau ayah pulang mengajar, pertanyaan yang langsung terlontar dari mulut adalah...

"Ayah hari ini bawakan saya kan buku bergambar manusia purba dan planet-planet itu?" :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun