Mohon tunggu...
Mozes Adiguna Setiyono
Mozes Adiguna Setiyono Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang keturunan Tionghoa tetapi hati tetap Merah Putih.

Lahir di Semarang, 2 Maret 1995

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dibandingkan Korea Utara, Timor Leste Lebih Memalukan

27 Februari 2015   04:58 Diperbarui: 3 September 2017   11:11 66379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parade militer Korea Utara di pusat kota Pyongyang (Sumber gambar : www.boston.com)

Apa persamaan antara Korea Utara dan Timor Leste? Mereka sama-sama merupakan negara berhaluan komunis. Saya percaya ada beberapa orang Timor Leste yang tidak akan terima ketika mereka membaca tulisan saya. Komunisme di Timor Leste bersifat terselubung sedangkan di Korea Utara terlihat sangat mencolok. Lambang palu dan arit jarang ditemui di Timor Leste. Timor Leste memiliki sistem multi partai sedangkan Korea Utara hanya memiliki satu partai yakni Partai Pekerja Korea. Jika Timor Leste menerapkan sistem partai tunggal, Timor Leste akan dicap sebagai negara yang tidak demokratis dan akan kehilangan dukungan dari negara-negara Barat yang menyokongnya, salah satunya Australia.

Bagaimana saya bisa menyatakan Timor Leste sebagai negara komunis? Saat terjadi konflik di Timor Timur pada dekade 70an, UDT mengadakan Movimento Anti Communista atau "Gerakan Anti Komunis". Yang dimaksud komunis oleh UDT tidak lain adalah kelompok FRETILIN. Kemudian almarhum Mayor Alfredo Reinado ketika diwawancarai oleh Andy F. Noya, ia menyatakan dengan tegas bahwa Xanana Gusmao dan Jose Ramos Horta adalah penganut paham komunis. "Anda menyebut komunis?" tanya Andy F. Noya. Dengan tegas Mayor Alfredo Reinado mengatakan : "Ya, mereka penganut komunis." (Silakan tonton : https://www.youtube.com/watch?v=7sC98zN1U3Q) Saya sendiri sudah sering berdebat dengan banyak netizen asal Timor Leste. Argumen mereka semua kurang lebih hampir sama, mulai dari banyak orang Indonesia yang menjadi pengemis dan tinggal di kolong jembatan, usia negara Timor Leste yang masih muda sehingga wajar jika masih menjadi negara miskin, orang-orang Indonesia banyak yang bekerja di Timor Leste, dan seterusnya dan diulangi secara terus-menerus. Saya melihat seperti ada indoktrinasi secara sistematis yang dilakukan pemerintah Timor Leste terhadap rakyatnya.

Anak-anak Korea Utara sejak kecil sudah didoktrin untuk membenci Amerika
Anak-anak Korea Utara sejak kecil sudah didoktrin untuk membenci Amerika
Orang-orang Timor Leste sering membanggakan daerah perbatasan mereka yang telah dialiri listrik 24 jam. Hal ini hampir sama dengan orang-orang Korea Utara yang membanggakan senjata nuklir mereka. Saya akui mereka bagian luarnya tampak terlihat bagus tetapi tidak untuk bagian dalamnya. Di dalam kedua negara tersebut, kita dapat melihat rakyat mereka yang serba kekurangan. Jika dibandingkan dengan Indonesia, Indonesia tampak dalamnya sudah baik tetapi tampak luarnya masih kurang. Kalau saya bikin analogi, Timor Leste adalah Korea Utara sedangkan Timor Barat adalah Korea Selatan. Perbatasan Timor Leste terlihat lebih maju dengan adanya listrik 24 jam tetapi di dalamnya terdapat banyak kekurangan akan kebutuhan pokok, perbatasan Timor Barat terlihat lebih buruk tetapi di dalamnya terdapat kecukupan akan kebutuhan pokok. Apalah artinya ada listrik 24 jam tetapi warganya tidak bisa beli sapi bahkan sampai nekat mencuri sapi dari warga Timor Barat? (Baca lebih lanjut : http://www.merdeka.com/peristiwa/tertangkap-colong-sapi-di-wilayah-ri-warga-timor-leste-dihajar.html)

Kemiskinan dan kelaparan di balik listrik 24 jam (Sumber gambar : www.timorhauniandoben.com)
Kemiskinan dan kelaparan di balik listrik 24 jam (Sumber gambar : www.timorhauniandoben.com)
Rakyat Timor Leste menyebut Indonesia memiliki banyak pengemis dan orang-orang yang tinggal di kolong jembatan tetapi banyak mahasiswa Timor Leste yang memilih kuliah di Indonesia bahkan sampai menteri mereka datang mengemis agar biaya kuliah mahasiswa Timor Leste disamakan dengan mahasiswa lokal. Rakyat Timor Leste menyebut negara mereka negara kaya akan minyak tetapi banyak kendaraan dari Timor Leste yang membeli BBM bersubsidi di Indonesia. Rakyat Timor Leste menyombongkan diri karena ada beberapa orang Indonesia yang tinggal dan bekerja di Timor Leste tetapi mereka sendiri kekurangan tenaga kesehatan, tenaga pendidikan, serta tenaga ahli lainnya.

Rakyat Korea Utara menyebut rakyat Korea Selatan tertindas oleh sistem kapitalis tetapi tidak ada mahasiswa Korea Utara yang belajar di Korea Selatan. Negara mereka kekurangan bahan pangan tetapi mereka tidak pernah menyeberang ke Korea Selatan untuk membeli bahan pangan. Rakyat Korea Utara kekurangan tenaga kesehatan tetapi mereka tidak pernah meminta Korea Selatan untuk mengirim dokter ke Korea Utara. Selain itu, Korea Utara memiliki mata uang sendiri setelah merdeka sedangkan Timor Leste hingga hari ini belum memiliki mata uang sendiri. Korea Utara telah memiliki angkatan udara setelah merdeka dan mampu unjuk gigi saat Perang Korea sedangkan Timor Leste masih belum punya angkatan udara. Timor Leste sungguh memalukan bukan?

Namun hal yang paling memalukan dari Timor Leste adalah banyak warganya yang malu mengakui ideologi negara mereka sendiri. Jika ideologi negara mereka memang sosialisme-komunisme, mengapa mereka harus merasa malu? Mereka seharusnya malah menunjukkan kepada dunia bahwa sosialisme-komunisme adalah paham yang sesuai untuk rakyat Timor Leste. Kalau dengan ideologi negaranya sendiri saja malu, maka tidaklah mengherankan mereka sendiri tidak berani bikin mata uang sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun