Mohon tunggu...
Motulz Anto
Motulz Anto Mohon Tunggu... Freelancer - Creative advisor

Pemerhati Kebijakan | Wacana Sosial | Pengamat dan Penikmat Kreativitas, Pelaku Kreatif | Ekonomi Kreatif | motulz.com | geospotter.org | motulz@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Edan! Nobar Thomas Cup di Dalam Mobil

26 Mei 2016   18:01 Diperbarui: 27 Mei 2016   08:01 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, bangsa kita kembali dihebohkan dengan pertandingan final Thomas Cup melawan tim Denmark. Saya tidak akan membahas jalannya pertandingan, teknis, atau strategi bulu tangkis karena itu bukan bidang keahlian saya. Namun saya ingin cerita bagaimana hiruk-pikuk pertarungan sengit bulu tangkis di Indonesia ini masih terasa sekali gaung dan resonannya. 

Hari itu saya memang sedang ada janji bersama beberapa teman. Ketika kami saling berkonfirmasi ternyata kami semua lupa bahwa sore itu ada siaran langsung di TV pertandingan final piala Thomas Cup. Semua teman saya pun sepakat menjawab untuk mengundurkan waktu pertemuan setelah pertandingan usai. 

Saya hanya bisa tertawa karena saya sudah kadung berada di perjalanan. Di media sosial pun saya pantau tidak sedikit mereka yang sudah berencana pergi akhirnya rela ditunda demi menyaksikan pertandingan yang mendebarkan itu. 

Kebetulan karena saya sudah pasang TV di mobil dan berlangganan jaringan TV NexDrive tidak sulit buat saya pindah menonton dari rumah ke mobil saat jeda. Awalnya, saya cukup mendengarkan serunya pertandingan dan sesekali curi pandangan saat mobil terhenti lampu merah. 

Tapi saya tidak bisa bohong, pertandingan hari itu sangat tegang dan mendebarkan sekali. Terpaksa saya menepikan mobil di tempat teduh, pintu dan jendela dibuka biar adem, atur posisi kursi yang nyaman, lalu fokus menonton pertandingan mendebarkan itu di dashboard mobil saya. 

Lewat WhatsApp, teman-teman saya bertanya posisi saya sudah sampai mana? Saya menjawab masih di jalan, sedang menepi untuk menonton pertandingan. Saya jelas tidak mau ketinggalan tontonan siaran langsung ini, walau perasaan cemas terus menghantam perasaan saat menyaksikan pertandingan final tersebut, akan sama saja dengan perasaan gundah dan gelisah jika tidak menonton siaran langsung pertandingan tersebut.

Foto: @motulz
Foto: @motulz
Yang lebih ajaib.. saat saya menonton di mobil ini ada tukang kopi keliling bersepeda, saya panggil dengan maksud agar bisa pesan kopi dan menikmati pertandingan sambil menyeruput kopi. 

Namun si abang penjual kopi malah ikut numpang nonton, ia saya persilakan duduk di kursi kiri mobil, lalu datang satu lagi temannya dan akhirnya hebohlah kami bertiga nonton bareng - nobar di mobil (nobarbil?). Tak kalah heboh, kami saling berteriak dan sesekali menjadi tukang komentar. 

Biasalah tipikal penonton Indonesia yang selalu gemas dan gemar menjadi komentator saat pemain melakukan kesalahan. Namun demikian, diluar rasa gemas dan sedikit kesal karena tim nasional kita kalah, terbesit di kepala saya bahwa ternyata bulu tangkis sudah kadung menjadi bagian dari darah hampir banyak orang Indonesia. 

Sulit rasanya kita memalingkan perhatian di saat-saat tim nasional bulu tangkis kita sedang bertarung habis-habisan. Semua seolah muncul begitu saja dan tulus, ya.. saya rasa kita semua masih menyimpan dan merawat butir-butir nasionalisme dalam nyawa pertandingan bulu tangkis. Terlepas dari kalah dan menang bagi saya di situlah ujian kita sebagai bangsa untuk melatih jiwa sportifitas.

Usai pertandingan dan nobar sama penjual kopi saya jadi berfikir, jangan-jangan di lain waktu jika ada siaran langsung pertandingan baik bulu tangkis atau bahkan sepak bola, mobil saya akan jadi tempat nobar lagi? Bahkan bisa lebih seru dan heboh karena bisa sambil pilih lokasi parkir untuk nobar? hahaha..!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun