Mohon tunggu...
Motulz Anto
Motulz Anto Mohon Tunggu... Freelancer - Creative advisor

Pemerhati Kebijakan | Wacana Sosial | Pengamat dan Penikmat Kreativitas, Pelaku Kreatif | Ekonomi Kreatif | motulz.com | geospotter.org | motulz@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

5 Hal Unik saat Anda Berada di Tokyo

1 Agustus 2017   10:20 Diperbarui: 1 Agustus 2017   13:59 2068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jepang memang terkenal sebagai negara yang memiliki budaya yang unik dan menarik. Selain budaya leluhur yang masih apik terjaga juga budaya masyarakat moderennya, keduanya bisa berpadu, berjalan sedemikian selarasnya. Berikut ini adalah lima hal yang mungkin kita temukan saat kita plesir ke Kota Tokyo, Jepang :

1. Hormat dengan membungkukkan badan

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Budaya membungkukan badan sebagai tanda hormat sudah lama kita kenal sebagai budaya orang Jepang. Konon ada yang bilang makin rendah atau makin lama membungkuknya, maka makin tinggi rasa hormatnya. Bungkuk menghormat ini bisa kita temukan tidak selalu antar sesama, tapi juga ketika petugas bus membungkuk saat bus hendak jalan, bahkan ground crew pun membungkuk saat pesawat mau beranjak. Saat berada di Jepang, kita bisa ikut mencoba perilaku baik yang satu ini. 

Di beberapa kesempatan saya mencoba melakukan hormat dengan membungkuk sebelum saya bersalaman. Respon dari orang lokal pun terasa nikmat dan nyaman, karena hampir semua melakukan hormat balik ke kita, diiringi dengan sapaan selamat dan ucapan-ucapan yang baik untuk kita. Mustinya budaya saling memberi hormat ini bisa kita terapkan di Indonesia ya?

2. Sapu Tangan di atas meja

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Saya kira ada tamu yang ketinggalan sapu tangannya, ternyata saya salah. Ada budaya santun yang unik, menarik, dan rasanya layak kita coba di Indonesia, yaitu meninggalkan sapu tangan di atas meja rumah makan atau kafe sebagai tanda bahwa meja itu sudah ada yang ambil. Jadi semacam tanda "reserved". 

Bisa jadi si tamu sedang ke toilet atau sedang ke counter pemesanan. Jadi, jangan dulu ge'er jika di Jepang kita duduk di meja kosong yang ada sapu tangannya, lalu ketika si pemilik sapu tangan itu datang dan menyapa kamu, bukan berarti ia ingin berkenalan dengan kamu tapi ia kasih tahu kalau meja itu sudah dia ambil terlebih dahulu.

3. Suara burung di stasiun kereta

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Bisa jadi kita tidak sadar, maklum saja karena suara burung di stasiun kereta ini ditujukan kepada para penumpang yang tuna netra. Suara burung ini dihasilkan oleh sebuah alat yang dipasang di tangga-tangga menuju gate peron kereta. Gunanya sebagai penanda atau penunjuk bagi para penunpang kereta yang tuna netra. Walaupun saat kereta datang bersuara bising, ternyata frekwensi suara burung tadi tetap bisa kita dengar walau samar-samar.

Hal sepele seperti alat bantu tuna netra ini, sudah menjadi sarana atau fasilitas wajib yang disediakan oleh pengelola kota Tokyo. Dibuat dan dipasang bukan sekedar lucu-lucuan atau sekedarnya saja. Selain fungsinya yang membantu para penumpang disabilitas juga menarik dan unik bukan? Saya pikir metode atau alat ini sepertinya bisa diterapkan juga di TransJakarta, CommuterLine, atau kelak di MRT dan LRT juga bukan?

-----------------------------------

Baca juga, kisah menarik saat numpang sholat di sebuah pabrik kue ternama di Sapporo, Jepang

-----------------------------------

4. Jalan kaki

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Rasanya hampir di semua kota di dunia dengan sistem transportasi massa yang maju akan membuat fasilitas pejalan kakinya dengan sangat baik. Di Tokyo, pejalan kaki merupakan moda transporasi yang sangat umum. Terlihat dari bagaimana akses pejalan kaki dibuat oleh pemerintah kotanya. Satu transportasi dengan transpotasi lainnya dihubungkan dengan akses pejalan kaki. Begitu pun dari gedung satu ke gedung lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun