Mohon tunggu...
Monang Widyoko
Monang Widyoko Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teori Persuasif untuk Membuat Iklan Layanan Masyarakat yang Pro-Lingkungan

20 September 2017   22:19 Diperbarui: 20 September 2017   22:26 1837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini akan membahas tentang artikel yang ditulis oleh Renee J. Bator dan Robert B. Cialdini yang berjudul The Application of Persuasion Theory to the Development of Effective Proenvironmental Public Service Announcements. Tulisan ini membahas tentang bagaimana menciptakan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) yang pro-lingkungan atau mendukung untuk menjaga lingkungan. Di sini perancang kampanye didorong untuk mengidentifikasi target khalayak secara optimal dan kemudian merancang dan menguji reaksi dengan sampel tersebut. Perancang ILM tersebut disarankan agar mempertimbangkan pada sikap ketekunan, memori, dan norma sosial, lalu menerapkannya dalam ILM yang akan dibuat. 

Iklan Layanan Masyarakat didesain untuk memberikan informasi serta membujuk perilaku tertentu dan tidak untuk mendapatkan keuntungan komersil. Salah satu contoh penggunaan media massa dalam mengkampanyekan lingkungan antara lain "People start pollution, people can stop it". Slogan ini dibuat oleh The Iron Eyes Cody di Amerika yang selanjutnya mendapatkan reaksi emosional dari orang yang melihatnya.

Atkin dan Freimuth menuliskan ada beberapa langkah dalam mengembangkan evaluasi penelitian desain kampanye, antara lain: menjawab pertanyaan tentang sikap dan perilaku khalayak dahulu untuk mendesain kampanye, kemudian mengevaluasi eksekusi desain efektivitasnya selama dan sesudah kampanye. Evaluasi penelitian ini selanjutnya dimasukan  dalam dua langkah besar yaitu: tahap pra-produksi dan tahap pra-percobaan.

Tahap pra-produksi sendiri adalah tahap di mana untuk mengetahui target khalayak sebelum memspesifikasi obyek serta menyusun strategi dan menghitung pesan yang akan disampkaikan pada khalayak. Tahap selanjutnya adalah pra-percobaan yang meliputi proses pengumpulan data tentang reaksi dari calon khalayak yang didasarkan pada permulaan dari pesan sebelum difinalkan.

McGuire (1989) mendeskripsikan tentang teori fundamental struktur seseorang dan motivasinya berdampak pada tanggapan orang lain melalui sebuah pesan persuasif. Selanjutnya diuraikan dengan variabel komunikasi (input) dan efek yang ditimbulkan (output). Proses input merupakan aspek yang sangat penting dalam pesan seperti faktor sumber (usia, gender, status ekonomi sosial, etnis, kredibilitas, menarik); faktor pesan (gaya penyampaian, jangkauan, pengulangan, kecepatan dalam berbicara, sangat hidup), faktor channel (televisi, radio, surat kabar, majalah), 

faktor penerima (usia, pendidikan, gender dan gaya hidup) dan faktor tujuan (perubahan segera versus dalam waktu lama, berusaha untuk mendorong perilaku baru dan memberhentikan kebiasaan sekarang). Sedangkan faktor output meliputi publik yang harus memiliki kontak dengan pesan yang diekspos dan harus memberikan perhatian kepadanya (baik itu menyukainya, memahami dan belajar dari isinya, setuju dengannya, gudang informasi dan bisa mendapatkan kembali setelahnya, membuat keputusan didsarkan padanya).

Perilaku Ketekunan Disebabkan Oleh Proses yang Sistematis

Petty dan Cacioppo (1981) membangun kemungkinan perluasan model persuasi dan berpendapat bahwa proses terjadinya persuasu didasarkan pada bagaimana proses mental dan perluasan bisa berjalan. Rute periferal (jalan di sekitar) berisiko pada kampanye komunikasi publik. Masalah pertama adalah banyak perilaku pro-lingkungan diadvokasi oleh ILM yakni untuk memprovokasi pemikiran, dan rute periferal tergantung pada heuristik.

Memori (Ingatan)

Ini adalah beberapa penjelasan tentang memori, yang di mana memori itu sendiri sebagai gudang informasi manusia. Poin-poinnya antara lain :

Selingan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun