Mohon tunggu...
Mohammad Syarrafah
Mohammad Syarrafah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pernah belajar di TEMPO memungut serpihan informasi di jalanan. Bisa dihubungi di email: syarraf@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Manuver Politik Prabowo dan "Serangan" Pembohongan Publik Versi PKS

28 Juli 2019   09:18 Diperbarui: 28 Juli 2019   09:25 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Prabowo dan lambang PKS/foto by mojok.co

Awalnya, saya salut kepada PKS yang sedari awal sudah memastikan diri sebagai oposisi. Salah satu partai yang berani dan tegas menunjukkan sikapnya berada di luar pemerintahan. Partai yang akan bertugas mengontrol pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. "Hebat" pikirku.

Namun, semakin ke sini kok malah seperti ini PKS. Dia terus menunjukkan kekecewaannya kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang didukungnya "mati-matian" di Pilpres 2019.

Bahkan, PKS juga menunjukkan rasa takutnya jika menjadi oposisi sendirian alias oposisi jomblo. Seakan dia khawatir kalau pun nanti mengkritik pemerintahan, dikhawatirkan tidak punya "taring".

Ke khawatiran itu sangat wajar jika dibandingkan koalisi pemerintahan yang merupakan gabungan partai besar. Apalagi, jika tanpa Prabowo dan Partai Gerindra di oposisi, tentu suara PKS akan sulit terdengar.

Akhirnya, berbagai atraksi politik dan narasi politik dibangun supaya PKS punya pasangan saat menjadi oposisi. Ia enggan sendirian dan enggan tak diperhitungkan.

PKS Mulai Geram

Belakangan, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera "menyerang" Prabowo dengan mengatakan manuver Prabowo dalam menemui beberapa tokoh politik di negeri ini merupakan pembohongan publik. 

Pasalnya, dari beberapa pertemuan itu, Prabowo masih belum menyatakan sikap tegas apakah akan bergabung dengan koalisi di pemerintahan atau tetap menjadi oposisi bersama PKS.

Sebelumnya, selama Bulan Juli ini, Prabowo memang melakukan sejumlah pertemuan yang menyita perhatian publik. Awalnya, Prabowo bertemu presiden terpilih Joko Widodo di atas kereta Moda Raya Terpadu (MRT). Pertemuan mereka dilanjutkan dengan makan bersama pada 13 Juli 2019.

Setelah pertemuan itu, Prabowo bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di rumahnya, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2019). Dari beberapa pertemuan itu, nampaknya Gerindra semakin mesra dengan kubu pemerintahan.

Meski terlihat mesra, namun hingga saat ini Prabowo dan Gerindra belum menyatakan sikap tegas bahwa akan tetap menjadi oposisi atau bergabung dengan koalisi. Nampaknya, ini yang membuat Mardani "geram".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun