Bahkan di negara-negara Arab pun dilarang. Â Maka Hizbut Tahrir harusnya tak usah pakai kata Indonesia yang hendak dihilangkan dari peta mereka. Â Bukan HTI, cukup HT saja. Â Penyebutan Indonesia kemungkinan hanya tak tik pengelabuhan agar para pemuda yang sedang galau bisa terkecoh. Â Toh, masih Indonesia.
Hizbut Tahir merupakan gerakan transnasional. Â Mereka tidak akan pernah mengakui nasionalisme di mana pun. Â Nasionalisme bertentangan dengan sikap dan paham transnasional mereka. Â Sehingga, mereka hanya berupaya melakukan pengelabuhan saja jika masih mengakui keindonesiaan.
Nasionalisme hendak dilenyapkan.
Sehingga, tidak usah heran jikalau mereka berupaya untuk menggoyah Indonesia dari fondasi paling dasar. Â Mereka akan membuang Pancasila, NKRI, UUD 45, dan Bhineka Tunggal Ika. Â Mereka tak mungkin berbagi. Â Mereka tak mungkin menolerir yang lain. Â Bagi mereka, yang lain tak pernah ada. Â Yang lain adalah musuh.
Gerakan gerakannya memang masih santun. Â Karena mereka masih sedikit. Â Mereka akan kalah jika berani bersikap terang terangan. Â Maka, kita sering mendapatkan penjelasan yang berbeda beda tentang konsep khilafah atau pendapatnya tentang Pancasila dan NKRI.
Tapi, kalau kita lihat dari sikap tak mau bersama dengan yang lain. Â Dan yang lain adalah kufur. Â Termasuk demokrasi sebagai ruang bersama dengan yang lain juga dianggap kufur, maka kita dapat pastikan kalau mereka sudah banyak, mereka akan melenyapkan yang lain sebagai perjuangan menuju ke khalifahan yang tunggal.
HTI sudah dibubarkan. Â Fakta yang harus mereka hadapi. Â Tapi apakah gerakan akan mati? Â Masih harus kita waspai. Â Jangan sampai generasi muda diberi pemahaman salah tentang negeri ini.
Dan yang paling penting, jangan beri ruang pada para pengkhianat negeri ini.