Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membeli Hanya yang Dibutuhkan

26 Maret 2020   07:48 Diperbarui: 26 Maret 2020   07:55 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang peneliti memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi Epicentrum baru virus covid-19. Walaupun baru sebuah prediksi, kita tetap harus bersiap. Karena, menurut orang bijak kita boleh berharap yang terbaik, tetapi tetap bersiap terhadap yang terburuk. 

Kondisi sekarang saja, sudah mulai terganggu pasokan kebutuhan pokok walaupun belum terasa. Jika kondisi berubah, tidak menutup kemungkinan akan lockdown juga, walau bapak Presiden Jokowi sudah mengatakan tak ada lockdown. 

Jika kondisi kritis, biasanya manusia akan kehilangan kemanusiaan nya. Orang yang tadinya mau berbagi menjadi begitu pelit. Apalagi orang yang dari awalnya sudah enggan berbagi. 

Marilah, mulai sekarang untuk tetap menjaga kemanusiaan kita.  Kita tetap b erupaya untuk selamat bersama menghadapi pageblug ini.  Kita tetap menjadi manusia walaupun kritis keadaan bisa mengubah nya. 

Untuk kebutuhan kebutuhan pokok, tidak usah kita panik beli.  Memborong barang demi keselamatan diri sendiri.  Melupakan orang lain yang juga butuh dalam waktu yang sama. 

Kita tetap harus membatasi nafsu kita.  Kita beli hanya barang barang yang kita butuhkan, bukan semua barang yang kita inginkan. 

Gandi sendiri pernah mengatakan bahwa dunia ini cukup untuk semua makhluk yang hidup di atasnya, tapi tak akan cukup untuk satu keserakahan saja.  Keserakahan memang menjadi pemicu hancurnya bumi. Lihat saja hutannya. Yang kini tinggal sepersekian saja dari generasi lalu. 

Jangan lepaskan keinginan kita karena keinginan adalah nafsu. Kita cukupkan hanya untuk membeli, untuk menggunakan, atau untuk memakan apa yang kita butuhkan. 

Mari bersama sama berjuang menghadapi korona. Kita pastnisa! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun