Perempuan itu masih terpaku. Â Perasaan sesalnya membuncah. Â Menyesakkan dada. Â
Tak mungkin!
Perempuan itu mencoba menyangkal apa yang dilihatnya. Â Mencoba untuk menutup luka.
Laki laki itu mendekati nya. Â Kemudian menyapa. Â Laki laki itu memang pandai bicara. Â Pandai menyelusup ke dalam ruang kosong di hati Pia.
Usia Pia sudah tak muda. Â Sudah lewat dari empat puluh. Â Dan Pia sudah menutup hati untuk makhluk berjenis kelamin laki laki.
Tapi laki laki itu bisa membuka nya dalam sekejap.
Dan mereka akrab.
Walau kemudian harus retak. Â Entah kenapa, perempuan itu merasa ada sesuatu yang dihindarkan darinya. Â Ada rahasia laki laki itu.
Pia tak mau bertemu lagi dengan laki laki yang waktu jumpa pertama, sedang mengadakan pameran lukisannya. Â Laki laki pelukis. Â Laki laki seniman.
Seniman itu bajingan!
Itu kata seorang teman. Â Ketika ditanya kenapa mereka bajingan, temanku bilang karena seniman hanya berjalan di atas perasaan. Â