Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bekukan KPK

9 September 2017   06:53 Diperbarui: 9 September 2017   15:21 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumpah. Untuk pemilu kapan pun, saya tak akan lagi milih PDIP.

Kelakuan anggota pansus angket KOK dari PDIP lebih berbahaya dari anggota pansus partai mana pun.

Harapan saya nyoblos PDIP pada 2014 lalu adalah harapan agar kelak presiden Jokowi, yang waktu itu masih belum calon pun, akan mulus pencalonan nya, dan setelah menjadi presiden akan dibantu menjadikan negeri ini dan rakyatnya lebih baik.

Eh, malah wanita PDIP yang saya pilih, walau saya tahu dia bukan urutan 1 tapi berharap wanita lebih peduli keadilan, menjadi wakil pansus.

Juengkel buanget, aku.

Lalu diganti orang yang datang ke KPK nantang nantang sambil membawa baju.

Hari ini, rasa mangkelku sudah sampai puncaknya. Maka aku pun bersumpah.

DEMI NEGERI YANG AKU CINTAI INI, AKU BERSUMPAH TAK AKAN PILIH PDIP SAMPAI KAPANPUN

Pagi ini, aku baca kompas, dan ada usulan gila dari kader PDIP yang pernah aku kagumi dalam melawan narkoba. Dulu. Sekali lagi, dulu.

Henry Yosodiningrat, anggota pansus angket dari fraksi Pdip, dari dapil Lampung dua, mengusulkan pembekuan KPK.

Sudah habis kesabaran ku melihat tingkah polah orang orang PDIP.

Selamat tinggal PDIP.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun