Awalnya aku juga gak percaya.
Tapi, kemudian aku menjadi terperana. Â Saat melihat sendiri dengan lototan mata. Â Ternyata, benar. Â Di daerah Senayan, di salah satu gedung yang cukup menjulang dan di depannya ada gedung kayak pantat belah dua itu terdapat begitu banyak orang gila.
"Rata-rata mereka orang daerah. Â Bukan orang Jakarta," kata temanku itu mencoba meyakinkanku mengenai kebaradaan orang-orang gila itu.
"Di gedung apa meraka tinggal?" tanyaku penasaran setengah tak percaya karena tak ada satu pun koran nasional atau koran ibukota yang menjadikan kehadiran orang-orang daerah alias orang-orang kampung yang agak kekampung-kampungan gila di Senayan.
"Kalau tidak salah nama gedung Deper, gitulah," jawab temanku yang ragu dengan ingatannya sendiri. Â Mungkin juga sudah sedikit tertular virus gila atau lupa ingatan itu.
"Emang boleh nonton?" tanyaku sambil ketawa dikit.
"Boleh, tapi memang mesti hati-hati, karena virusnya bisa menular melalui kentut. Â Siapa pun yang membaui kentut orang-orang gila di gedung Deper itu, maka dalam hitungan menit akan berpikir dan bertindak seperti mereka," jelas temanku yang membuat bergidik dan membuat langkah penasaranku undur beberapa jengkal.
"Jadi gila?"
"Sebetulnya, mereka juga tidak pernah merasa gila. Â Orang gila mana yang merasa dirinya gila? Â Tak ada! Â Kalau ada orang gila yang sadar akan kegilaannya, maka pada sesungguhnya orang tersebut yang demikian itu, tidaklah gila, baik dalam pengertian sederhana maupun pengertian yang paling ngejelimet sekali pun. Â Tapi itulah mereka. Â Mereka bahkan akan selalu berpidato macem-macem termasuk tentang orang-orang gila yang dengan kegilaannya telah berjasa untuk negeri ini."
"Iya?"
"Kemarin saja, waktu aku ke sana, ada yang bilang begini, Kalau para pahlawan itu tidak gila, pasti tidak mau melawan tentara Belanda atau tentara Jepang yang senjatanya modern hanya dengan bambu runcing. Â Kegilaan para parlawan itulah yang membuat negeri ini merdeka. Â Terus teman-teman gila mereka pun berteriak sambil mengangkat kepalan tangan, "Hidup orang gila! Hidup orang gila!"