Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Minum Teh China Dulu Sebelum ke Jazirah Arab

27 Februari 2017   13:29 Diperbarui: 4 Maret 2019   20:22 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi teh. Dokumen istimewa

Kopi telah dicatat sebagai hulu ledak genius–genius Eropa ketika zaman kegelapan berakhir. Teori The Black Swan, Nassim Nicholas Taleb, mendapat pembuktiannya di sini, tentang sesuatu yang tiba–tiba, serentak sekaligus besar dan berefek luar biasa bahkan dari Eropa bergerak ke Amerika. Bagaimana bisa sekumpulan jenius berkumpul di satu tempat, menyesap minuman serupa, pada masa yang sama dengan pengaruh yang mendunia. Inilah keajaiban Renaisans. Keajaiban kopi salah satunya.

Lalu apa hebatnya mengelu-elu para pendekar Renaisans? Tentu saja sangat berhubungan, karena mereka adalah pelaku sejarah yang menggerakkan dan memengaruhi cara berpikir peradaban, dan kopi–kopi itu diangkut dari bumi Indonesia, sedikitnya seperti yang dibongkar dalam buku Max Havelaar. Satu lagi, mereka pelahap kitab–kitab dari Athena Kuno, tempat Aristoteles pernah lahir. Lalu apa hubungannya?

Aristoteles adalah guru Iskandar Zulkarnain –nikmati dulu kesamaan ini– yang disebut Eropa sebagai Alexander The Great dari Macedonia, Yunani. Hah, terus? Iskandar Zulkarnain dengan gagah perkasa tertulis dalam kitab sejarah, telah menurunkan Sang Sapurba, yang kemudian membangun dinasti di tanah Melayu dan Minangkabau. Maka jangan pernah berpikir untuk memisahkan Yunani dengan Melayu. Alamak!

Hei para pecandu kopi duduklah di situ, karena sekarang giliran penghirup teh. Nikmati saja gelinjang adrenalin yang memacu itu, tapi perlakukan pula dengan adil orang–orang yang meminum teh. Kopi memang telah membuat orang berpikir lebih cepat, tapi ketahuilah, teh akan membuat Anda berpikir lebih dalam.

Ilustrasi: www.g03.a.alicdn.com
Ilustrasi: www.g03.a.alicdn.com
Eric Weiner dalam merampungkan bukunya The Geography of Genius telah membuat ekspedisi ala Marco Polo ke kota kuno Hangzhou di Jazirah Tiongkok. Membuatnya tak berhenti terkesima atas keelokan dua kutub, dalam studi komparasi Barat dan Timur. 

Orang Barat kata Weiner, telah mencari sentakan kilat kafein kopi dan kilasan–kilasan wawasannya yang bersicepat, sementara di Timur, mereka meminum kafein dari teh yang lebih lambat sehingga mengambil tinjauan yang lebih panjang.

Di Hangzhou, ia segera menemukan pintu ke masa lalu, menyasar ke Dinasti Song yang terentang antara 1276 SM sampai 969 SM. Hangzhou setara dengan Florence di abad pertengahan dan lebih dahulu unggul seribu tahun. 

Ketika bangsa Eropa masih sibuk mencabuti kutu rambut dan bertanya-tanya kapan abad kegelapan akan berakhir, Cina–bangsa peminum teh itu, sudah sibuk menciptakan, menemukan, menulis, melukis, dan memperbaiki kondisi umat manusia secara umum. 

Melebihi apa saja yang diketahui dunia tentang Cina: uang kertas, bubuk mesiu, kembang api dan kapa –kapal raksasa. Menjejakkan kakinya di Hangzhou, Marco Polo asal Venesia itu, mendadak merasa seperti orang kampung. Hangzhou sudah modern pada masanya, tapi tak ada yang tersisa kini, semua berganti ultramodern.

Lalu siapa Voltaire-nya? Hangzhou kuno memiliki gubernur bernama Su Tungpo. Semua orang Hangzhou modern masih mengenangnya, ia abadi dalam tubuh sebuah patung berlapis emas, sempurna dalam segala hal dan menjulang ke langit. Gubernur Su adalah seorang penyair, pelukis, penulis reportase, dan insinyur.

Puisi–puisi Su melompati zamannya, dari berkutat pada diksi–diksi ketuhanan, puisi itu melebar hingga mampu mengomunikasikan banyak hal. Semua bermula dari keterkagumannya pada banyak bidang, pada bintang–bintang dan semesta lainnya. Itu adalah tema yang selalu muncul dalam puisinya yakni perasaan takjub yang diyakini Su seperti juga Yunani, berada di jantung semua kajian ilmiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun