Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa yang Berubah di Otak Saat Meditasi?

9 Agustus 2019   22:53 Diperbarui: 9 Agustus 2019   22:57 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: http://synchronicity.org

Praktek meditasi sudah sangat tua dalam sejarah peradaban manusia. Beberapa orang melakukan meditasi untuk mencari pencerahan dalam hidup, sementara yang lain hanya sekedar menghindar dari hiruk-pikuk kehidupan yang semakin sibuk. Tentu ada banyak alasan lain mengapa orang melakukan meditasi.

Melalui penelitian neuroscience ternyata beberapa bagian otak malah aktif saat anda melakukan meditasi. Padahal anda sedang fokus pada satu hal saja, misalnya memperhatikan tarikan nafas masuk dan keluar.

Otak aktif melakukan apa?

Otak mereka yang sedang melakukan meditasi menghasilkan brain waves, atau beberapa gelombang otak. Awalnya ada beta waves, juga ada alpha waves. Mereka yang sudah terlatih melakukan meditasi menghasilkan gamma waves yang muncul saat sedang berkonsentrasi penuh.

Saat fokus pada 1 hal saja itu (atau sedang melakukan meditasi), otak malah aktif di beberapa bagian. Yang pertama adalah premotor cortex yang mengatur fokus kita atau kemampuan konsentrasi kita.

Yang kedua adalah insular cortex yang mengatur kesadaran kita pada tubuh, seperti pernafasan dan jantung, serta menyadari adanya pikiran dan emosi.

Semakin sering melakukan meditasi dua bagian otak ini semakin "kuat" yang terlihat lebih tebal daripada otak mereka yang tidak melakukan meditasi.

Sebagaimana sudah kita ketahui, meditasi menurunkan tingkat stress, memperbaiki mood dan menurunkan kecemasan. Kita tahu, kadang kita merasa cemas atau depresi tanpa memiliki alasan, atau memang untuk satu alasan tertentu. Anehnya, meski memiliki alasan, meditasi mampu menurunkan gejala kecemasan dan depresi.

Apakah betul meditasi memiliki keajaiban-keajaiban itu? Mengapa anda tak coba saja sendiri dan rasakan apa yang terjadi. Untuk itu anda hanya cukup menarik nafas dan menghembuskannya. Tentu sambil memperhatikan tarikan dan hembusan nafas itu.

Selamat mencoba.

M. Jojo Rahardjo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun