Mohon tunggu...
Mita
Mita Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja dari rumah.

Minat yang terlalu sering berubah-ubah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Saya Sembuh dari Telinga Berdengung (Tinnitus)

31 Januari 2011   02:15 Diperbarui: 4 April 2017   18:24 268614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Desember kemarin, saya mengalami telinga berdengung. Waktu pertama kali kena, saya pikir itu sementara,  akan hilang kalau saya menguap. Malah saya pikir saya kemasukan air, jadi saya berusaha memancing air keluar dengan mengucurkan air ke telinga lalu membalik arah kepala supaya airnya mengalir keluar. Tapi tidak berhasil. Kuping seperti ada suara ngiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing terus menerus. Kalau ada suara mobil atau motor seperti resonansi di dalam kepala, di dalam kepala seperti ikut bergetar, bikin pusing keliyengan. Bikin saya tiduran saja, tidak produktif. Jalan limbung, mual, malahan beberapa kali saya merasa penglihatan berputar dan rasanya seperti mau jatuh. Makanya, bulan Desember itu saya tidak posting satu artikelpun di kompasiana (like you care, haha!). Saya searching mengenai ini kuping berdengung, dan saya jadi tau bahwa nama penyakitnya tinnitus. Itu simptom (gejala), bukan sumber penyakitnya. Saya baca bahwa ada yang kena tinnitus karena suara keras terus-terusan di tempat kerja. Ada juga yang tinnitus karena suara komputer (!). Ini yang membuat saya puasa pegang laptop dan komputer, mematikan radio dan tv, dan menyumpal telinga dengan tissue. Keluhan jadi agak berkurang, tapi belum hilang. Teman twitteran dokter neurosurgeon ryuhasan menyarankan saya ke dokter THT, takutnya ada yang lebih serius, katanya. Saya akhirnya nurut, walau sedikit skeptis. Dokter THT memeriksa telinga, hidung tenggorokan, berkata bagian dalam saya semuanya bengkak. Bertanya : lagi flu ya? Nggak. Suka begadang yaa? Nggak. Akhirnya diberi 3 macam obat, kalau tidak salah antibiotik, anti radang, dan obat asmatik, untuk 3 hari. Tiga hari berlalu tidak ada perubahan. Waktu keluhan agak berkurang, saya melakukan maintenance rutin , mengecat akar rambut (jangan tanya umur saya ya) di salon. Habis dicat, waktu dikeramas kuping saya berdenging hebat, apalagi sesudah di-blow dry. Padahal saya sudah menyumpal kuping dengan tissue, kebiasaan saya sesudah kena tinnitus ini. Curiga dengan cat rambut saya searching ‘hair dye tinnitus’ dan ketemu dengan web ini di sini seorang dokter THT Taiwan mencurigai hubungan antara tinnitus dan keliyengan (dizziness) dengan cat rambut. Walaupun tulisan tentang ini hanya muncul di satu web ini, tapi itu cukup untuk meyakinkan saya bahwa penyebabnya memang cat rambut. Dari situ saya juga mencurigai logam berat yang ada di krim malam dan cat rambut. Saya berhenti menggunakan krim-krim malam dokter, dan searching tentang Detoks Logam Berat (Heavy Metal Detox).

Ada berbagai macam cara di internet tentang ini, saya pilih yang paling mudah saja. Ahirnya saya memlilih kombinasi makan chlorella dengan daun ketumbar (cilantro). Saya coba, dalam dua hari sudah terasa lebih baik. Chlorella saya makan teratur 15 butir sehari, cilantro pesto 1 sendok makan. Alhamdulillah puji Tuhan saya merasa jauh lebih baik, dan sesudah seminggu saya berani mengatakan saya sudah sembuh 100 %. Memang kadang dengung datang lagi kalau saya habis naik kendaraan atau kerja di komputer. Jadi saya mencegahnya dengan menyumpal telinga dengan tissue. Tapi ini jauuh lebih ringan daripada sebelumnya. Sekarang saya masih mencat rambut tapi ganti merek dengan merek dari eropa. Eropa melarang PPD di dalam cat rambut, yang saya curigai menjadi penyebab alergi saya. Juga krim malam yang saya curigai mengandung merkuri sudah saya pensiunkan. Cara Membuat Cilantro Pesto Bahan: Bawang putih 4 siung Daun ketumbar 2 cup Kacang tanah 1/3 cup Kacang sunflower 1/3 cup Kacang kedelai 1/3 cup Minyak zaitun 2/3 cup Perasan lemon 4 sendok makan Semuanya diblender, disimpan di freezer. Dosis: 1 sendok makan setiap hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun