Mohon tunggu...
MiRa Kusuma
MiRa Kusuma Mohon Tunggu... -

Hobby menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kebenaran untuk Kemanusiaan

13 Mei 2014   14:17 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:33 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Air di parit mengalir
ke sungai lalu ke laut
namun, nilai nominasi
pada musim paceklik
kering kerontang, tercekik

lalu, seperti apa kemiskinan itu
dan, apakah perampasan kekayaan
yang kau miliki atas nama kebesaran Tuhan

Aku mempertanyakan
dimana kebenaran
dari kebohongan, yang
kau nyatakan benar

Dan, tetap mempertanyakan
mengapa masih terus terjadi
yang besar bertambah besar
yang kecil menjadi lebih kecil

Jika pena tak lagi menuliskan
cerita yang ada dalam pikiran
maka tersirat kata tak bermakna

Dalam bait puisi yang disuarakan
tergerus pada alur kisah disonansi
maka tak menyentuh hatinurani

Ada susunan kata-kata usang
yang tak seorangpun menghiraukan
walau puisi kebenaran untuk kemanusiaan

Aku mempertanyakan
akan mengarah kemana
susunan rangkaian kata-kata
yang dinyatakannya, mengapa
terhenti membisu di keheningan

Masih mencekam di kuburan massal
dan, aku tetap mempertanyakannya
dimanakah kebenaran yang benar

Ada kasak-kusuk kemunafikan manusia
yang selaras dengan kehidupan hipokrisi
cepat atau lambat kejahatan akan terungkap

MiRa - Amsterdam, 13 Mei 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun