Mohon tunggu...
Mirna Basthami
Mirna Basthami Mohon Tunggu... Arsitek - Mirna Basthami

Arsitek lulusan Universitas Islam Indonesia dan Magister di bidang Urban Design lulusan Universiti Putra Malaysia dengan kajian utama Pedestrian Walkway for All. Tertarik pada bangunan tua,kota tua,sejarah kota,Kota Berkelanjutan, dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tokyo: Shibuya Station dan Hachiko

17 Agustus 2017   21:30 Diperbarui: 18 Agustus 2017   13:37 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto 1: Shibuya Station, Tokyo | flickr.com/photos/96785691@N00

Jepang hari ini adalah negara yang sangat modern dan maju. Secara geografis, negara ini berukuran sedang, lebih besar dari Inggris, tetapi lebih kecil dari Perancis yang berlokasi di timur laut benua Asia. Lokasi negara yang sangat strategis. Namun walau Jepang negara yang sangat maju dan berkembang terus, tapi tetap berpegang kuat pada budaya mereka sebagai bangsa di Asia Timur. 

Sistem kekaisaran sebagai pusat penguasa Jepang menjadi pembentuk salah satu budaya Jepang sampai hari ini yaitu budaya loyalitas. Saat ini yang bisa kita rasakan dari kekekalan budaya tersebut yaitu misalnya di Tokyo sebagai ibukota negara, terdapat patung-patung yang menggambarkan tentang sikap budaya dan sifat budaya Jepang tersebut. Salah satunya adalah patung seekor anjing yang bernama Hachiko yang terletak di Stasiun Shibuya.

Mengapa saya teringin mengunjungi stasiun ini dengan cepat dan dengan hati yang sangat berdebar-debar? Dulu di sini, setiap hari, pagi dan sore ada seekor anjing yang bernama Hachiko yang setia mengantar dan menjemput sang tuannya. Sang tuan yang bernama Profesor Hidesaburo Ueno. Menjadi salah satu destinasi wajib jika kita ke sini.

Hampir semua masyarakat dunia termasuk saya yang mengetahui kisah nyata ini walau hanya lewat sebuah film. Terkenal dengan kisahnya ini karena kesetiaan akan seekor anjing kepada tuannya. Film ini dibuat versi Holywood yang dibintangi oleh Richard Gere dengan judul sesuai dengan nama anjingnya yaitu Hachiko.

Foto 2: Cover filem | Pantip.com
Foto 2: Cover filem | Pantip.com
Film yang menceritakan kisah bagaimana seekor anjing yang sangat setia menunggu tuannya walau sang tuan sudah meninggal dunia di stasiun ini. Anjng yang tidak mengetahui bahwa Profesor Hidesaburo telah meninggal dunia. Tapi tetap ditunggunya setiap hari, sembilan tahun, sembilan bulan dan lima belas hari. Ya, hampir selama sepuluh tahun di depan pintu keluar stasiun Shibuya.

Hachiko, selalu duduk menghadap pintu keluar para penumpang. Sampai akhir hayatnya yang ditemukan di jalanan Shibuya. Kesetiaan seekor anjing kepada tuannya yang tidak bisa dibayangkan. Patung ini dijadikan sebagai salah satu icon budaya loyalty dan meeting point yang sangat populer di kalangan orang Tokyo.

Memang tidak komplit rasanya jika ke Tokyo tanpa mendatangi stasiun kereta yang satu ini---Shibuya Station. Hari pertama kunjungan ke negara ini sudah terbayang sejak menempuh perjalanan dari Jakarta selama 6 jam. 

Tak menghalangi langkah-langkah kaki ini walau langit sudah hampir menampakkan bintang-bintangnya. Terlihat penumpang kereta menuju Shibuya makin terlihat ramai. Jam kantor yang sudah berakhir menjadi faktor utama kereta menjadi penuh sesak. Kita harus siap dengan tubuh yang menempel ke tubuh lainnya.

Shibuya Station terletak di dekat area perbelanjaan terkenal. Stasiun yang terletak di dekat penyeberangan yang sangat sibuk dan ramai dengan muda mudi Tokyo. Sangat mudah untuk ditemukan. Dari lima pintu keluar, keluarlah di pintu Hachiko-quichi atau Hachiko Entrance/Exit.  

Sebaiknya sempatkan menonton film yang penuh dengan kesedihan dan airmata ini sebelum anda berkunjung ke negara ini. Patung seekor anjing yang menggambarkan tentang budaya Jepang, yaitu tepat waktu, pantang menyerah kesabaran dan loyalitas---kesetiaan.

Melalui kunjungan ke patung Hachiko ini kita bisa belajar tentang kesetiaan walau dalam situasi yang sulit sekalipun

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun