Mohon tunggu...
Mimina Satria
Mimina Satria Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Traditional: Adaptable and versatile, Communicative and witty, Intellectual and eloquent, Youthful and lively Dark side: Nervous and tense, Superficial and inconsistent, Cunning and inquisitive

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Panggilan Sayang...

3 Mei 2013   17:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:10 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sudah hampir tiga tahun aku dan dia (suamiku) mengarungi lautan kehidupan dan alangkah berharganya ketika kami dianugerahi titipan yang sempurna, seorang lelaki yang tampan yang aku dambakan, Radine Akmal Satria...anak lelaki kami...sebuah anugerah terindah yang diberikan oleh Tuhan YME, bulan depan usianya menginjak dua tahun.

Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun aku selalu mengikuti perkembangannya, sebuah tugas yang sangat luar biasa menyenangkan yang aku terima, kita tak kan mau melewatkan kesempatan kita untuk selalu mengetahui perkembangannya, seperti iklan yang selalu kita dengar merupakan periode emas yang harus kita ikuti untuk mengetahui perkembangan buah hati kita.

Dari awal dia dilahirkan, tangisan pertama, bagaimana inisiasi menyusui dini, memakaikan bedongnya, menggantikan popoknya, menjemurnya, waktu puput pusernya, tumbuh gigi, tengkurep, belajar berjalan, belajar berbicara, serta tahapan kecerdasan lainnya yang tentu akan selalu kita nanti.

Seperti pada tahapan berbicara teringat ketika usianya enam bulan, dia selain tertawa dan menangis sudah mengeluarkan kata pertamanya yaitu "jatuh".... Satriaku akan selalu mengikuti kata-kata baru yang didengarnya .... aku pikir untuk penambahan kosakata baginya, sampai akhirnya lancar seperti sekarang ini, yang membuat lucu adalah kalau dia sudah mem"beo".

Suatu ketika kami sedang asik berbincang dan sambil bercanda aku menyebut suamiku dengan nama dulkas, ternyata Satriaku mendengarkan dengan seksama, dan tiba-tiba Satriaku menyeletuk ... "dulkas ... dulkas" ... dan kamipun tertawa karena tingkahnya menirukan panggilan itu.

Semenjak Satriaku mengikuti panggilan itu akhirnya kami memiliki panggilan sayang, dulkas untuk aby (suamiku), markonah untuk mimi (aku) dan duloh untuk Satriaku ...

note: untuk menjadi ingatan kita bahwa apa yang kita bicarakan dan kita lakukan, anak dalam tahapan belajar akan dengan mudah, cepat mengingat dan tanggap mengikuti bicara maupun perilaku kita, seperti pepatah bilang buah takkan jauh jatuh dari pohonnya, oleh karena itu kita sebagai orang tua harus memberikan pembelajaran yang baik terhadap anak-anak kita agar kelak mereka mampu berbicara dan berperilaku yang baik dan jujur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun