Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat untuk Neng (27)

16 Juli 2017   08:16 Diperbarui: 16 Juli 2017   08:23 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Neng, ini hari minggu pagi.  Kabut belum beranjak pergi.  Embun masih berkeliaran di mana mana.  Embun itu aku rasa mirip airmata.  Entah airmata siapa atau kesedihan apa. Atau bisa saja itu sebuah rasa haru bahagia. 

Aku tidak mau lebih jauh menduga duga.  Aku hanya ingin bercerita.  Tadi malam aku menulis puisi ke seribu.  Kau tahu? Itu semua karenamu. Aku seperti membanjiri benakku dengan danau kata kata.  Aku memenuhi pikiranku dengan berbaris baris kalimat.  Aku isi hari hariku dengan lusinan judul puisi.  Aku diburu olehmu.  Diburu oleh cintamu.  Agar aku segera memburumu.  Lewat puisiku, menuju hatimu.

Ah neng.  Ini sungguh sungguh istimewa.  Menuliskan puisi ke seribu di bawah langit Jakarta yang sedang tidak jumawa.  Aku bahagia. Seandainya kau ada di sampingku, maka puisi ke seribuku aku serahkan langsung kepadamu.  Di bawah temaram bulan dan desau hangat udara kota.

Bantulah aku neng.  Menelusuri jejak seribu puisiku.  Karena ada Tuhan di di situ.  Ada alam di situ.  ada kemanusiaan di situ.  Ada cinta di situ. Hatimu juga ada di situ. 

Aku ingin puisi puisiku bukan sekedar teronggok di pojokan buku buku.  Aku ingin kau bantu aku meremas lembarannya satu demi satu.  Kita tebarkan di sudut kota, di lembah desa, di puncak gunung, di hutan hutan yang meraung raung.

Duduklah disampingku neng.  Kita baca puisinya satu persatu.  Kita gaungkan bersama udara.  Kita titipkan kepada elang yang mengembara.  Kita ramaikan dunia dengan kata kata.  Semoga itu bisa bermanfaat untuk semua.

Bogor, 16 Juli 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun