Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rencana Rencana Dinihari

24 Juli 2017   04:48 Diperbarui: 24 Juli 2017   04:57 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Memulai mimpi......

Bagi orang orang yang baru saja menyentuh pembaringan.  Menggenapkan pikiran dari semua keganjilan yang ditemui.  Separuh malam dihabiskan untuk menyisihkan semua kekotoran.  Sepertiga lagi untuk mencuci diri dan hati.

Atau menyudahinya begitu saja.....

Bagi orang orang yang beranjak lelap sejak senja.  Bukan masalah.  Karena menidurkan lelah itu sama sekali tidak salah.  Hanya saja jangan terlalu lama berurusan dengan mimpi.  Bisa saja itu menyakiti pagi.

Mereguk suara burung hantu.....

Jika terdengar suara misterius.  Mengeluarkan ancaman bagi binatang malam yang lengah.  Ada kelebat sayap yang sepertinya patah.  Padahal menyambar sekuat halilintar.  Tanpa sedikitpun suara gelegar.

Membangunkan sepertiga malam.....

Tanpa suara.  Tanpa berkata kata.  Berteriak tanpa serak.  Berbunyi namun sunyi.  Saatnya tiba menghadap arah kiblat.  Melapisi semua amanat. Dengan do'a do'a penutur nikmat.

Rencana rencana Dinihari....

Tidak melibatkan cela.  Tidak mengusik nestapa.  Semua berjalan sesuai rencana-NYA.

Jakarta, 23 Juli 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun